PRIHATIN! Pohon Bakau Habis Dibabat untuk Bahan Arang, Ini Terobosan Akademisi Undana Kupang

Penanaman mangrove ini dilatarbelakangi deforestasi berlebihan oleh beberapa pihak yang kurang bertanggung jawab. Ada 200 anakan bakau yang ditanam.

Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Fredrikus Royanto Bau
ISTIMEWA
Anak-anak di Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang menanam anakan bakau di sepanjang pantai Noelbaki bersama Akademisi Undana Kupang, Sabtu (13/5/2018) 

POS-KUPANG.COM - Tanaman bakau di sepanjang pantai Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang semakin berkurang dari hari ke hari.

Berkurangnya hutan bakau ini akibat penebangan liar oleh oknum warga yang tidak bertanggungjawab secara besar-besaran.

Mereka menebang pohon bakau dalam jumlah banyak untuk bahan baku pembuatan arang tanpa adanya upaya untuk penanaman kembali.

Hal ini memicu reaksi dari akademisi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang untuk melakukan terobosan dengan cara melakukan penanaman kembali.

Baca: Surabaya Jadi Sasaran Bom, Eks Teroris Bongkar Alasannya, Reproduksi Calon Pengantin Juga Disebut

Baca: Groundbreaking Jembatan Pancasila Palmerah Larantuka 1 Juni 2018

Baca: Gereja Tingkatkan Pengamanan

Aksi penanaman kembali anakan mangrove ini dikoordinir Akademisi Undana Kupang, Gaudens Remaja Putyra Tallo, S.Hut, M.Sc pada Sabtu (13/5/2018) pagi.

Penanaman anakan mangrove yang melibatkan beberapa staf dosen, kepala desa noelbaki, pihak BKSDA NTT, masyarakat Desa Noelbaki dan juga dibantu Mahasiswa Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian UNDANA.

Warga Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang dan Mahasiswa Undana Kupang menanam anakan bakau di sepanjang pantai Noelbaki bersama Akademisi Undana Kupang, Sabtu (13/5/2018)
Warga Desa Noelbaki, Kabupaten Kupang dan Mahasiswa Undana Kupang menanam anakan bakau di sepanjang pantai Noelbaki bersama Akademisi Undana Kupang, Sabtu (13/5/2018) (ISTIMEWA)

"Kami mengadakan Reboisasi dalam rangka pengembalian fungsi Hutan Mangrove di Desa Noelbaki.

Penanaman  mangrove  ini dilatarbelakangi oleh deforestasi berlebihan oleh beberapa pihak yang kurang bertanggung jawab," ujarnya kepada POS-KUPANG.COM, Senin (15/5/2018).

Menurutnya, pembabatan hutan mangrove dilakukan oknum yang tidak bertanggungjawab untuk selanjutnya, kayu yang berasal dari vegetasi mangrove diambil dan dijadikan sebagai bahan arang juga sebagai tonggak tanaman kacang panjang.

Baca: Dandim Alor Sayangkan Adanya Lahan Potensial Dibiarkan Tidur

Baca: Surabaya Jadi Sasaran Bom, Eks Teroris Bongkar Alasannya, Reproduksi Calon Pengantin Juga Disebut

"Jadi mereka pakai untuk pembuatan arang dan juga kayu pancang untuk tanaman kacang panjang karena kayunya lurus bagus," ungkapnya.

Dijelaskannya, reboisasi ini diikutsertakan dalam salah satu acara pada kegiatan PKM di desa Noelbaki. Anakan Mangrove merupakan jenis Rhizopora sp. 

"Mangrove ini nama lokalnya tanaman bakau. Kita tanam sebanyak 200 anakan," jelasnya.

Foto bersama Akademisi Undana Kupang bersama warga Desa Noelbaki Kupang pada kegiatan Penanaman Anakan Bakau di Pantai Noelbaki, Sabtu (13/5/2018)
Foto bersama Akademisi Undana Kupang bersama warga Desa Noelbaki Kupang pada kegiatan Penanaman Anakan Bakau di Pantai Noelbaki, Sabtu (13/5/2018) (ISTIMEWA)

Kepala Desa, Melkisedek Keubana menyambut positif terhadap gerakan reboisasi yang dilakukan Undana, BKSDA NTT bersama Masyarakat setempat.

Baca: Masyarakat Meneteskan Air Mata Saat Dandim Alor Sampaikan Arahan

Baca: Umat Lintas Agama di Sikka Bakar Lilin untuk Korban Bom Teroris

Dia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga dan merawat tanaman bakau yang telah ditanam dalam upayah mengembalikan  fungsi ekologi mangrove.

Ketua jurusan kehutanan yang mewaliki Maria M.E. Purnama mengatakan, dengan adanya kegiatan ini semoga dapat menggerakan hati masyarakat noelbaki khususnya dan juga masyarakat NTT, bahwa pentingnya pelestarian mangrove baik dalam segi ekologi maupun ekonomi. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved