Aksi Rakyat NTT
Kenapa Pendemo Trafficking Menyasar Tugu Meriam di Kantor Gubernur NTT, Ini Jawabannya!
Kenapa Pendemo Trafficking Menyasar Tugu Meriam di kantor Gubernur NTT, Ini Jawabannya!
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Baca: Sudah Mau Berkomitmen dengan Pasanganmu? Lihat 6 Tanda Ini Dulu!
Baca: Setelah Menikah, Wajah Pasangan Suami Istri Cenderung Mirip. Ini Jawabannya!
Maka sudah tepat lah, rakyat Indonesia di NTT menggulingkan meriam itu, dan mengarahkan moncong meriam Belanda itu ke dalam rumah elit kolonial baru. Kulit kita memang sama.
Bung Karno juga sudah memperingatkan di era neo kolonialisme penjajah yang datang kulitnya berwarna sama denganmu, namun berwatak penghisap yang sama.
Meriam sebaiknya tidak diarahkan kepada rakyat. Sebaliknya ini lah saatnya rakyat memberi makna atas tafsir meriam yang hari ini kami balik dan arahkan pada elit sontoloyo yang tidak mau peduli dengan dukacita kaum marhaen.
Apa program emergency yang kalian buat untuk perempuan-perempuan kita yang mati? Apa program perlindungan untuk anak-anak kita yang dikirim dan dijual ibarat ayam potong?
Dengan bambu dan kayu para pemuda membalikan meriam penjajahan Belanda yang moncongnya bertahun-tahun diarahkan pada rakyat.

Dengan bambu dan kayu kami ingat bahwa nenek moyang kami pun merebut kemerdekaan dengan cara melawan senapan mesin dengan bambu runcing. Pemimpin yang tidak peduli dengan penderitaan warganya sendiri adalah penjajah.
Jika di tahun 1930 Bung, pernah menulis pledoi Indonesia menggugat. Di tanggal 28 Maret 2018, kami para pemuda di Kupang, NTT, menuliskan Rakyat NTT Menggugat.
Baca: Hei Pria, Jangan Mengejar Wanita dengan Cara Murahan, Ganti Strategi, Ini Tipsnya
Baca: Gila! Suami Ini Minta Uang Puluhan Juta Setelah Gerebek Istri dengan Selingkuhan di Hotel
Baca: Perempuan Jangan Berlibur ke 7 Negara ini, Salah-salah Bisa Jadi Korban Tindak Kekerasan Seksual
Dalam teks Indonesia Menggungat Bung Karno (1978 [1930]), hal.107 menulis tentang kromo-isme. Patut lah itu kalimat putra fajar itu dikutip dengan utuh:
Siapa dari kaum pergerakan Indonesia menjauhi atau tak mau bersatu dengan saudara-saudara “rakyat rendah” yang sengsara dan berkeluh kesah itu, siapa yang menjalankan politik ‘salon-salonan’ atau ‘menak-menakan’, siapa yang tidak memperusahakan marhaenisme atau kromoisme,--walaupun ia seribu kali sehari berteriak cinta bangsa cinta rakyat, ia hanya lah menjalankan politik yang….cuma politik-politikan belaka!
Selama ini di kantor Gubernur NTT meriam yang pernah menembakan peluru Belanda kepada rakyat dipajang sebagai barang angkuh yang moncongnya diarahkan kepada rakyat.

Entah berapa banyak sudah rakyat di Pulau Timor yang mati akibat tembakan meriam Belanda ini. Entah kenapa meriam yang menembakan pelurunya kepada bangsa Timor ini kemudian dipakai sebagai simbol kantor Gubernur NTT.
Baca: Lihat! Foto-Foto Antusias Warga dan Keluarga Korban Trafficking Lakukan Aksi Damai Ini di NTT
Baca: Pasangan LDR Ini Bikin Foto Unik Agar Mereka Tetap Saling Mencintai
Baca: 5 Hal Ini hanya dirasakan dan Mampu Dilewati Pasangan LDR, Kalian Ga Akan Kuat
Entah kenapa congkaknya penjajah masih kau wariskan pada generasi ini. Entah mengapa watak kolonialisme masih teramat kental diwarisi oleh pejabat-pejabat bangsa ini.
*Rakyat Indonesia di Nusa Tenggara Timur (*)