Rahasianya Sirih Pinang dan Bisikan Maut, Kisah Matheus Putra Sumba NTT Hidup Bersama 12 Istri
Mereka rukun, kompak dan saling menyayangi. Tidak cemburu meski Matheus lebih sering bersama istri ke-12 tahun-tahun terakhir.
Perhatian Matheus sendiri saat ini tercurah untuk pendidikan anak-anak keturunannya. Dari 52 anak itu belum ada yang jadi sarjana. Daniel Anaote, anak dari istri pertamanya, pernah kuliah di Kupang, Nusa Tenggara Timur tapi berhenti di tengah jalan.
Keinginan Matheus anak-anaknya jadi orang, bekerja dengan baik. Karena itu ia sangat mendukung anaknya, Yusnita Anaote, yang ingin melanjutkan pendidikan dari Sekolah Menengah Kejuruan bidang kesehatan di SMK Pancasila ke perguruan tinggi di Malang, Jawa Timur.
Beberapa anaknya terus bersekolah, di antaranya di Sekolah Menengah Pertama.
Pendidikan anak menjadi prioritas Matheus untuk menjadi generasi yang maju dan tangguh. Ia yakin cita-citanya memperjuangkan pendidikan anak-anaknya akan berhasil.
Terlebih jika ia melihat perjalanan hidupnya sendiri. Dia hanya memiliki ijazah SMP, tapi ia mampu memenangkan pilkada sehingga menjadi Kepala Desa selama puluhan tahun.
Sebelumnya, ia diangkat menjadi Kades menggantikan ayahnya, Kades Martinus Marum Hemba, yang meninggal dunia saat menjabat. Matheus sendiri waktu itu adalah Sekretaris Desa.
Dengan riwayat dirinya yang beristri 12 orang itu, bagaimana sikap Matheus jika ada di antara anak-anak atau cucunya yang ingin mengikuti jejaknya?
Matheus sejujurnya tak berani melarang, tetapi bila ada yang ingin punya istri 1-4 orang, dia meminta mereka mengurus kewajiban membayar belis sendiri.
Seperti aturan ayahnya, ia juga melunasi belis untuk pernikahan ke-2 hingga terakhir. Ayahnya hanya membayar belis untuk pernikahan yang pertama. Bila mampu, terserah, katanya. Belis untuk mempersunting istri sebanyak 10 ternak, bisa 5 ekor kuda dan 5 ekor kerbau. (*) Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com