Rahasianya Sirih Pinang dan Bisikan Maut, Kisah Matheus Putra Sumba NTT Hidup Bersama 12 Istri
Mereka rukun, kompak dan saling menyayangi. Tidak cemburu meski Matheus lebih sering bersama istri ke-12 tahun-tahun terakhir.
Kini tak hanya para istri yang ikhlas menolongnya, tetapi juga anak-anak mereka yang berjumlah puluhan untuk membantu ibu tirinya itu di sawah. Apa sih daya tarik Matheus?
Yusnita, satu-satunya istri yang lulusan SMA, mengaku terpikat pada Matheus karena ia tampan dan gagah, terutama kalau sedang memakai kalambo (berpakaian adat) lengkap dengan selempang dan ikat kepala. Kami semua mencintai dan menghormatinya. Mereka semua mau menenun kain khusus untuk sang suami.
Punya Kiat Tersendiri

Matheus bukan orang kaya raya, tapi ia berusaha memenuhi kebutuhan material dan spiritual ke-12 istrinya.
Di awal rumah tangga, istri ke-1 hingga ke-4 tinggal serumah, tapi punya kamar sendiri-sendiri. Matheus mengatur sampai kini ia tidur sendiri di kamar pribadinya.
Seiring bertambahnya jumlah istri dan anak, begitu ada uang, ia mendirikan rumah, juga memberi sebidang kebun dan ternak bagi masing-masing istri. Ini semua jadi sumber mata pencaharian bagi tiap keluarganya.
Yang menjadi pertanyaan orang, sebelum berdiri di masing-masing rumah, bagaimana Matheus dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami.
Ia menyusun jadwal untuk tiap istri. Ketika giliran `piket', istri tersebut mendatangi kamar Matheus. Kini, setelah berumur, Matheus tak bisa lagi berkeliling menyambangi 8 istri yang masih ada, karena cukup melelahkan.
Ia lebih sering di rumah istri ke-12, dan baru berkumpul semua saat ada acara keluarga atau hari besar. Kegiatannya sebagai kepala desa, tiap pukul 5 pagi, berkeliling kampung dengan berjalan kaki, dan kembali ke rumah pukul 7 pagi. Begitu terus.
Rahasia Matheus membuat para istrinya setia adalah, bagaimana ia membuat semua istri merasa diistimewakan.

Dicontohkannya, saat tiga istri berkumpul dengannya, kebetulan ia hanya membeli sirih pinang dan 12 batang tembakau. Bila dibagi tiga, masing-masing istri mendapat empat batang. Pemberian yang sepele. Akhirnya sirih pinang itu disembunyikannya.
Dengan sembunyi-sembunyi, Matheus memberi empat batang sirih pinang ke istri yang satu, dengan pesan agar ia tak cerita-cerita kepada istri yang lain.
Pesan serupa diulanginya ke kedua istri tersebut, sambil berpesan `Jangan bilang ke yang lain ya' dan `Karena aku cinta kau, maka kuberi kau sirih pinang ini. Jangan kasih tahu yang lainnya.'
Hati masing-masing istri merasa berbunga-bunga, lalu bercerita kepada keluarga mereka betapa Matheus lebih mencintai mereka daripada istri-istri yang lain. Padahal cinta Matheus tidak pilih kasih dan membeda-bedakan.
Tak Niat Berpoligami