Merajut Kebersamaan yang Tak Boleh Usai di Usapi Sonbai

Perjalanan yang membutuhkan waktu satu jam lebih menuju Stasi Santa Theresia dari Avila Usapi Sonbai.

Penulis: Rosalina Woso | Editor: Rosalina Woso
ISTIMEWA
Tampak depan Kapela Sta. Theresia dari Avila Usapi Sonbai Kupang, Minggu (21/1/2018) 

Hadir juga anggota DPRD Kota, Herry Kadja. Ada anggota KUB lainnya seperti Julius Talok, Julius Ola, Johanes Mau, Thobias Tomonof, Vinsen Samara, Ferdi Sudirman, Jimy Markus , Agustinus Ludiyanti Funan dan Johanes Odjan.

Ketua Panitia Natal, Yos Role (angkat tangan) mengecek kesiapan komsumsi, Minggu (21/1/2018)
Ketua Panitia Natal, Yos Role (angkat tangan) mengecek kesiapan komsumsi, Minggu (21/1/2018) (ISTIMEWA--)

Kehangatan kunjungan kasih tidak lepas dari peran para ibu rumah tangga. Mereka berandil dalam urusan 'kampung tengah' (makan minum). Dalam sekejap, meja dipenuhi aneka masakan yang ditanggung seksi komsumsi maupun sumbangan suka rela para ibu.

Jagung bose dipadukan dengan sup ayam kampung. Nasi putih disandingkan dengan ayam dan sambal goreng kentang. Ada ikan goreng, sup brenibon dan sambal kemangi. Sayuran rumpu rampe dari pepaya, daun ubi dan bunga pepaya teratap rapi.

Diselingi makan kerupuk membuat suasana kian semarak meski berhimpitan di teras kapela.

Ibu Yudith Salasa (pegang mike) saat memimpin doa penutup berakhirnya kunjungan kasih  natal di Stasi Usapi Sonbai, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Minggu (21/1/2018)
Ibu Yudith Salasa (pegang mike) saat memimpin doa penutup berakhirnya kunjungan kasih natal di Stasi Usapi Sonbai, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Minggu (21/1/2018) (ISTIMEWA)

Suasana persaudaran kian kental, manakala acara 'patah pigang' (menari) dimulai. Dipandu oleh Master Ceremony, Anis Tokan, para penari masuk arena. Sayap kanan (bagian Timur) kapela Sta. Theresia dari Avila disulap jadi ajang menari.

"Jalan Oemasi belum putus, belum putus. Ayo! Goyang Terus. Masih antri 20 lagu lagi," ajak Anis Tokan disusul derai tawa umat membahana. Para penari pun menyerbu arena saat musik tebe kacing mengudara.

Diawali dengan tarian Tebe Kancing dengan irama cepat, para penari berlomba menguji kelincahan kaki. "Ini tarian kalau tidak ukur kaki baik baik, bisa tabrak gratis," ujar salah seorang sambil duduk menahan tawa.

Rupanya menari Tebe Kancing tidak cukup membuat para penari berkeringat. Masih ada tarian tebe, mery mery dan monijo yang memancing bertambahnya jumlah penari.

Mendung di atas bukit Usapi pun enggan merapat. Satu persatu mobil yang ditumpangi panitia natal jauh meninggalkan Kapela Sta Theresia dari Avila.

Kebisuan dalam relung hati pun merayap. Menggugat semangat dan kesan yang sama. Merajut dan merawat kasih menjadi tugas  bersama.  

"Hidup harus berbagi dengan sesama meski harus berjuang menembus ruang dan waktu," itulah makna yang terungkap dalam misa dan kunjungan kasih panitia natal di kapela Usapi Sonbai. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved