Dampak Banjir Musim Hujan, Warga Amfoang Bakal Terisolasi

Saat ini sudah mulai terasa dengan adanya banjir kiriman yang melintasi beberapa kali di daerah ini.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Agustinus Sape
Youtube
Bus Jalan ke Amfoang 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Edy Hayon

POS-KUPANG.COM | OELAMASI - Warga yang tinggal di wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang bakal mengalami kesulitan untuk akses keluar dari daerahnya (terisolasi) sebagai dampak banjir selama musim hujan.

Saat ini sudah mulai terasa dengan adanya banjir kiriman yang melintasi beberapa kali di daerah ini.

Camat Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Anderias Naisunis, S.SoS, ketika dihubungi Pos Kupang, Kamis (23/11/2017), mengungkapkan, saat ini intensitas curah hujan di wilayah Amfoang memang masih normal.

Namun, wilayahnya sudah mulai mendapat banjir kiriman dari beberapa daerah sehingga otomatis akses transportasi mulai mengalami hambatan.

Baca: Pembangunan Satu Unit Puskesmas di Perbatasan RI-RDTL Tak Selesai Tepat Waktu

Saat ini, arus kendaraan memang masih berjalan seperti biasa walaupun ketika melintasi kali yang ada banjir, penumpang harus turun dan mendorong mobil.

"Untuk dorong mobil yang macet di kali untuk warga di Amfoang sudah biasa. Memang hujan belum terlalu tinggi di Amfoang, tetapi banjir kiriman tetap ada. Makanya kami di Amfoang untuk musim hujan pasti terisolasi. Kendaraan akan macet total selama banjir melintasi kali yang ada.

Sekarang ini kali yang sulit dilintasi yakni kali Taen. Kalau sudah masuk di area ini pasti kendaraan roda empat harus didorong. Kalau arus banjirnya deras, ada dua kemungkinan selamat sampai di seberang atau hanyut ke laut," kata Anderias.

Baca: Kemenag Nagekeo Gelar Bakti Sosial di Pantai Nangadhero, Ternyata Alasannya Mengagumkan

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang melakukan pemetaan terhadap 10 titik rawan bencana tanah longsor yang kerap terjadi saat musim hujan di Kabupaten Kupang.

BPBD bersama masyarakat telah mengambil langkah dengan memberikan tanda peringatan pada titik rawan longsor agar warga selalu berhati-hati jika melintasi area tersebut.

Warga juga diberikan peringatan bahwa jika terjadi bencana alam, maka segera melapor ke pos komando (posko) bencana di kabupaten karena selalu siaga 1x24 jam.

Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Charles Panie, kepada Pos Kupang, Senin (20/11/2017), menjelaskan, untuk mengantisipasi potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Kupang, pihaknya telah melakukan pemantauan dan memetakan 10 titik yang rawan bencana banjir maupun tanah longsor.

BPBD berkoordinasi dengan aparat desa dan warga untuk memasang tanda peringatan dini agar warga selalu waspada manakala hujan turun dengan intesitas tinggi.

Saat ini, kata Panie, memang belum ada laporan dari masyarakat terkait bencana alam karena intensitas curah hujan masih sedikit.

Baca: Fraksi Hanura Soroti Stok Pupuk Saat Musim Tanam, Distribusinya Cenderung Lambat

Tapi tim khusus dari BPBD terus melakukan komunikasi ke desa-desa untuk mendapatkan keterangan manakala hujan yang sedang berlangsung saat ini berdampak pada adanya bencana alam.

"Sampai sekarang kita belum dapat laporan mengenai bencana alam baik banjir maupun tanah longsor. Tapi kita sudah petakan titik-titik yang rawan bencana. Ada 10 titik yang memang sangat rawan terutama tanah longsor.

Baca: Siswa SD Tidak Tahu Nama Presiden RI, Bupati Flotim Tegur Guru-guru SD di Lewolema

Kita minta warga untuk tidak lengah dan harus melihat situasi sekitar. Saat ini memang hujan belum terlalu banyak, tetapi dalam beberapa bulan kedepan pasti hujan akan tinggi dan potensi bencana bisa saja terjadi," katanya.(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved