Berita Timor Rote Sabu
VIDEO: Kunjungan Pangdam Ganip, Dari Goyang Ria, Bagi Uang Hingga Tangis Haru di Makodim Belu
Para prajurit maupun pejabat yang hadir saat itu turun bergoyang menikmati lagu yang dinyanyikannya.
Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Rosalina Woso
Dari situ, Pangdam bersama rombongan didampingi
dan langsung menuju aula Makodim untuk menemui para anggota Kodim untuk berdialog.
Dandim Belu, Letkol Nurdihin Adi Nugroho pada kesempatannya menyampaikan terimakasih kepada Mayjen Ganip yang telah mengungjungi Makodim Belu.
Dia lantas meminta agar jenderal bintang dua tersebut memberikan arahan dan motivasi kepada seluruh anggota kodim belu, persit dan para PNS di Kodim Belu.
Sebelum Pangdam berbicara, dia memberikan kesempatan kepada Bupati Belu, Willy Lay untuk berbicara.
Ternyata keduanya adalah teman lama saat Mayjen Ganip menjabat sebagai Dandim Belu. Saat itu, kata Bupati Willy, mereka sering berdiskusi bersama. Sebagai seorang pengusaha, Bupati Willy sering bertukar pikiran dengan Mayjen Ganip.
"Saat menjadi Dandim, banyak hal yang kami bicarakan. Saat itu saya masih pengusaha, kami bertukar pikiran untuk membangun negeri ini. Dengan segala keterbatasan waktu itu, dandim berbuat banyak," ungkapnya.
Bupati Willy bahkan mengungkapkan komunikasi antara keduanya begitu akrab hingga Mayjen Ganip tak lagi menjadi Dandim Belu.
Keduanya sering berkomunikasi lewat telepon, bahkan ketika akan menjadi calon bupati Belu, Mayjen Ganip adalah orang pertama yang ditelepon untuk memberitahukan niatnya. "Sebelum jadi cagub, orang pertama yang saya telepon adalah Pak Ganip. Jawaban beliau bagus, lanjutkan perjuangan dan lanjutkan yang diinginkan. Beliau tanya lagi, siapa wakilnya, saya bilang Bapak Ose Luan, Pak Ganip bilang oh itu cocok, saya juga kenal," kenang Bupati Willy.
Giliran Mayjen Ganip untuk bicara, suasana berubah haru. Meski sudah memegang mic, Mayjen Ganip tak bersuara.
Tatapan matanya nanar dan menahan tangis. "Saya rasa mau menangis," itu ucapan yang terucap.
Seketika itu, air matanya mengalir deras hingga tak mampu untuk melanjutkan pembicaraan. Ajudannya tergopo-gopo mengantarkan tisu.
Sang jenderal ini langsung kembali ke tempat duduknya untuk menenangkan diri.
Para anggota Kodim beserta isteri-isteri terlihat menangis dan menyeka airmata mereka. Semua larut dalma suasana haru.
Beberapa saat kemudian, setelah merasa mampu menguasai emosinya, Mayjen Ganip kembali berdiri untuk berbicara.
Namun begitu akan bicara, dia kembali menangis hingga pembicaraannya tersendat.