Terungkap! Anak SMP di Belu Chatting Foto Bugil dengan Pacarnya

Jadi mereka berdua ini pacaran. Mereka saling kirim fotonya karena saling cinta. Ini sangat mengerikan

Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Alfons Nedabang
pos kupang
Kepala Bidang P3A Kabupaten Belu, Erni Ganggas (kanan) dalam diskusi dengan pekerja media di Kantor Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi (PPSE) Keuskupan Atambua, Senin (21/8/2017). 

Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Edy Bau

POS KUPANG.COM, ATAMBUA - Perkembangan teknologi komunikasi dan internet membawa dampak positif sekaligus negatifnya.

Untuk bidang telekomunikasi, anak-anak usia dini pun tak lagi gagap soal yang namanya gawai (gadgetnya).

Mereka dengan gampangnya mengetahui segala sesuatu yang ada atau terjadi di belahan dunia manapun hanya dengan menekan tombol gawainya.

Tak jarang, kondisi ini bisa menjadi pemicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak, khususnya kekerasan seksual.

Di Atambua, Kabupaten Belu, ada pelajar SMP sudah saling mengirimi gambar mesum dengan temannya.

Kasus ini sempat tidak sempat muncul ke publik karena berhasil diredam dan diselesaikan secara baik.

Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Erni Ganggas saat diskusi dengan wartawan di Kantor Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi (PPSE) Keuskupan Atambua, Senin (21/8/2017).

Dikatakannya, kasus chatting gambar mesum ini terjadi beberapa waktu lalu dan sempat diketahui oleh instansinya.

Kasus itu terjadi di sebuah sekolah yakni antara dua pelajar SMP yang berpacaran.

Diduga karena memiliki perasaan saling cinta, lanjutnya, kedua insan yang belum cukup umur ini saling mengirimi foto bugil.

"Jadi mereka berdua ini pacaran. Mereka saling kirim fotonya karena saling cinta. Ini sangat mengerikan," ujarnya.

Kasus ini, lanjutnya, telah diselesaikan secara baik tanpa diumbar ke publik karena akan mempengaruhi psikologi anak-anak tersebut.

Dari kasus ini, kata Erni, memberi pelajaran penting bagi para orangtua untuk tidak alpa mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan gawai dan dalam pergaulan sehari-hari.

Lebih lanjut dia menyebutkan, dalam tiga tahun terakhir angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di kabupaten Belu cukup tinggi.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved