Ester Tinggalkan Bali Buka Panti Asuhan Demi Anak-anak NTT

Saya pulang ke Bali dan menunjukkan foto itu kepada suami saya.Lalu saya minta izin kepada suami agar saya bisa tinggal di SoE untuk membantu anak NTT

POS KUPANG/NOVEMY LEO
Kepala Panti Asuhan Puri Bunda, Ester Esih Murwani, bersama anak-anak panti di panti asuhannya, Minggu (5/2/2017) pagi, 

Maka sejak saat itu Ester memutuskan untuk menyerahkan hidupnya melayani sesama manusia. Ester terus membantu teman-temannya, bahkan orang yang tidak dikenalinya sampai akhirnya Ester ingin ke NTT.

Tempat pertama Ester pilih saat ke NTT adalah SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Di sana Ester bertemu dengan penatua, Ibu Fallo (almh), dan Ester diajak mengunjungi anak‑anak di wilayah Manalepau yang hidupnya memrihatinkan.

"Di sana saya foto‑foto anak‑anak itu dan saya merasa terpanggil menolong mereka. Saya pulang ke Bali dan menunjukkan foto itu kepada suami saya. Lalu saya minta izin kepada suami agar saya bisa tinggal di SoE untuk membantu anak‑anak itu. Suami saya mengizinkan," ujar Ester.

Saat itu, Ester juga dihadiahi tiket ziarah ke Israel oleh suaminya, namun Ester memutuskan tidak menggunakan tiket itu. Ester minta izin menggunakan uang tiket itu untuk menolong anak‑anak di TTS dan lagi‑lagi suaminya mengizinkannya.

"Saya kemudian kembali ke SoE dan menolong anak‑anak di Kesetnana, Manalepau dan Batu Putih. Ada sekitar 30 anak yang saya bantu. Bahkan ada tujuh anak yang sudah sekolah di Al Ihklas, saya keluarkan dengan tebusan Rp 1,5 juta per anak. Kemudian saya masukkan mereka ke sekolah Efata SoE," kata ibu dari Komang Wulansari, Ketut Lintang dan Made Josua.

Tahun 2009, Ester memutuskan pindah ke Kupang dan mendirikan Panti Asuhan Puri Bunda. Meski kondisi bangunan itu belum memadai, namun Ester bertekad membantu anak‑anak tidak mampu yang berasal dari wilayah Kota Kupang dan daratan Timor.

Ester memilih tinggalkan Bali dan hijrah ke Kupang dengan satu tekad, ingin membantu  sebagian anak-anak NTT yang hidupnya memrihatinkan. Kini, total anak yang ada di panti sebanyak 21 orang dan di luar panti ada 52 orang.

"Alumni Panti Asuhan Puri Bunda sudah 31 anak. Mereka lulus SMA dan SMK sederajat. Mereka sudah bekerja di sejumlah tempat. Hal itu menjadi kebahagiaan saya melihat mereka sudah bisa mandiri," kata Ester.

Upayanya untuk membantu anak‑anak di NTT tak berhenti sampai di situ. Tahun 2016, Ester membangun Sekolah Dasar Kristen Puri Bunda di Camplong, tempatnya di perumahan burung Unta.

Sekolah itu bagi anak‑anak yang tidak mampu. Muridnya 33 orang kelas 1, 2 dan 3. Sedangkan gurunya lima orang.

"Saat ini kami masih mengurus izin operasional. Saya membangun sekolah karena di sana tidak ada sekolah. Padahal anak‑anak sangat membutuhkan pendidikan," kata Ester.

Ester menyatakan, ia akan terus memberikan hidupnya untuk melayani anak‑anak tidak mampu. Dan dengan restu Tuhan, dia akan melakukan apapun untuk kepentingan anak‑anak di NTT.

"Saya sangat bahagia jika melihat anak‑anak mendapatkan hak‑haknya dengan baik, bersekolah, bermain, mewujudkan cita‑citanya dan terpenting bisa mengandalkan Tuhan Yesus dalam kehidupannya. Dan kita smeua harus bisa memastikan setipa anak menerima haknya, jangan pernha merampas hak anak," ujarnya.

Ester hanya akan merasakan kesedihan jika anak‑anak binaannya itu setelah tamat SMA langsung menikah.

Meski dalam keterbatasan, Ester tetap percaya Tuhan senantiasa membantunya untuk menolong anak‑anak tidak mampu.

"Saya percaya, Tuhan dengan berbagai cara akan mengutus malaikat‑malaikat-Nya untuk membantu anak‑anak di Panti Asuhan Puri Bunda," ujar perempuan kelahiran 27 Juli 1967. (novemy leo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved