Pengamat: Sekolah Seharian Membuat Siswa Seperti Robot

Kalau terlalu dipaksakan selama satu hari penuh di sekolah, siswa-siswa kita akan kelelahan

Editor: Agustinus Sape
tribun kaltim
NEVRIANTO HARDI PRASETYO Siswa Sekolah Dasar Bermain Piano 

POS KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat Pendidikan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Felysianus Sanga menilai wacana pemberlakuan sekolah sehari penuh oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, bagi siswa sekolah dasar (SD) akan membuat siswa seperti "robot".

"Kalau terlalu dipaksakan selama satu hari penuh di sekolah, siswa-siswa kita akan kelelahan yang kemudian akan membuat mereka (siswa SD) hanya mengikuti arahan dari guru, tetapi tidak kreatif," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (11/8/2016).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan wacana akan diterapkannya sekolah sehari penuh bagi siswa SD di seluruh Indonesia dengan alasan memberikan rasa aman kepada anak-anak SD sebelum dijemput oleh orangtua mereka.

Dia juga menilai jika wacana tersebut diberlakukan, maka anak-anak sekolah yang terlalu lama di sekolah akan kesulitan dalam hal pengembangan kreativitas, karena umur-umur anak SD adalah saat dimana mereka mengembangkan kreativitas mereka.

"Mereka masih perlu bermain, apalagi untuk anak-anak di sekolah-sekolah pedalaman mereka harus mempunyai kreativitas dalam hal menenun atau melakukan kegiatan lain untuk membantu orangtua mereka," tuturnya.

Pria yang pernah menjadi Ketua Program Studi (Keprodi) Linguistik Program Pascasarjana Undana itu juga menjelaskan anak-anak sekolah dasar tentunya berada pada umur berkisar dari enam sampai 12 tahun.

Pada umur-umur seperti itu lanjutnya anak sekolah dasar harus diberikan konsep khusus agar tetap bertahan dan tidak menjadi robot saat berada di sekolah selama satu hari penuh.

Ada tiga konsep yang harus diterapkan yakni Bahasa, Otak atau pikiran dan Jiwa. Ketiga konsep tersebut harus selalu dipahami oleh guru-guru SD jika memang wacana tersebut benar-benar diberlakukan.

Artinya, jika selama satu hari sekolah itu bahasa, pikiran serta jiwa anak tidak saling berirama maka akan mengganggu mental anak SD dan hanya mau mendengar tetapi tidak dapat menyerap ilmu yang diberikan.

Sanga mengaku tidak keberatan dengan wacana dari Mendikbud tersebut, namun harus ada kajian yang pas agar tidak menggangu mental serta sistem belajar dari anak-anak SD tersebut. (antara)

Sumber:
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved