Pelantikan Kepala Daerah di NTT
Tidak Sekadar Buka Pintu
Kandungan amanatnya cukup jelas terbaca dari judul: Maria Buka Pintu bagi Perempuan NTT.
Konsentrasi para politisi lokal adalah bagaimana menggunakan kesempatan seefektif mungkin untuk menumpuk kapital dan memperkaya keluarga atau kerabat dekat mereka.
Penulis berharap Ibu MG menyadari lanskap perpolitikan yang dekil ini. Kapasitas wakil bupati memang tidak terlalu strategis dalam pemanifestasian misi "buka pintu" bagi kaum perempuan. Untuk itu, transformasi gugus pikir (mindset) menjadi imperatif kategoris saat ini.
Penata Rumah Politis
Sudah pasti, Ibu MG tidak akan mengubah apa-apa terutama pengangkatan martabat perempuan Mabar jika berhenti pada filosofi buka pintu. Mengapa? Setting kultur politik lokal seperti yang terpapar di atas berpotensi "mematikan" spirit perjuangan.
Apa artinya jika pintu yang dibuka MG ternyata di ruangan utamanya penuh dengan "debu politik" para elite yang notabene laki-laki? Penulis sangat pesimis bahwa pasca pelantikan MG banyak perempuan Mabar berebutan memasuki pintu politik yang telah dibuka MG.
MG mesti menghantar publik khususnya kaum perempuan memasuki ruang utama untuk menata dan mendesain pelbagai aktivitas politik yang berperspektif perempuan dan menjawabi kebutuhan dasariah kaum perempuan. Salah satunya adalah perwujudan imajinasi keikutsertaan perempuan dalam ranah politik praktis.
Itu berarti MG tidak lagi sebagai ban serepnya bupati, tetapi sebagai aktor utama menghadirkan keutamaan perempuan yang bisa mengubah penataan ruang publik-politis di Mabar. Ibu MG tidak hanya berbeda dalam hal gender, tetapi menghembuskan roh perbedaan dalam panggung politik lokal yang sudah berlumuran dengan lumpur kepentingan para lelaki. Tantangan ini dijawab MG lewat prestasi kinerja dan mutu pelayanan dalam kapasitas sebagai wakil bupati Mabar kelak.
Dengan demikian, podium politik kita tidak lagi dinodai oleh intrik dan tipu muslihat para lelaki, tetapi akan dinetralisir dengan keindahan dan kepedulian seorang ibu dalam merawat dan menghidupkan tubuh politik di Mabar sini dan kini (hic et nunc).
Publik Mabar manaruh harapan dan kepercayaan akan keunggulan yang dipunyai Ibu MG. Sentuhan dan buaian sebagai seorang ibu dalam merias wajah politik lokal sangat dirindukan. Penulis yakin, dalam dan dari rumah politik yang ditata oleh seorang ibu, publik dapat dengan bebas mengaktualisasikan potensi masing-masing demi kejayaan kabupaten ini.
Bersama Bupati Agustinus Ch. Dula, Ibu MG akan tampil sebagai perancang utama menata rumah publik Mabar lima tahun ke depan. Harapannya adalah rumah ini semakin kokoh dan cantik, bukan terkesan angker sehingga sulit dimasuki oleh para perempuan. Para penghuni rumah ini bisa menghirup udara kesejahteraan sebab duet Gusti-Maria akan berjuang menyiapkan pelbagai "perabot publik" untuk diolah dan dinikmati. Proficiat kepada Ibu MG yang telah bersedia menjadi penata utama rumah politik Manggarai Barat. Publik Mabar pasti bangga dengan Ibu.*
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/maria-geong_20160217_103518.jpg)