Pelantikan Kepala Daerah di NTT

Efek Kartini dalam Pilkada Manggarai Barat

Empat orang pendeta perempuan terpilih untuk menakhodai Majelis Sinode GMIT (Gereja Masehi Injili

Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/MAKSI MARHO
Maria Geong 

Paslon (pasangan calon) yang bertarung dalam Pilkada serentak 9 Desember 2015 di Provinsi NTT di sembilan kabupaten (Belu, Malaka, TTU, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Barat, Manggarai, Manggarai Barat, Ngada) semuanya laki-laki kecuali paslon Gusti-Maria untuk Manggarai Barat. Di sini efek 'Kartini', Kartinian effect, muncul. Dicalonkan sebagai wakil bupati dinilai sebagai sebuah keputusan yang berani.

Inilah komitmen drh. Maria Geong, Ph.D dalam mengemban spirit Kartini ke tengah masyarakat (Manggarai). Bayangkan wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang begitu luas dengan topografi gunung, bukit, lembah, perairan laut dan irisan pantai selatan, barat, utara bakal menjadi medan tugas yang tidak ringan. Belum lagi prasarana jalan raya yang belum mulus dan terjangkau, pengelolaan SDL (sumber daya kelautan), kantong pemukiman penduduk yang masih 'terisolir'. Jika idealisme ini yang diuber dalam Pilkada Mabar dan bukan 'kursi empuk' pejabat, maka pantas Maria Geong maju. Inilah 'matahari terbit' yang dikejar beliau.

Tanpa disadari kita sebetulnya tertinggal jauh dari daerah-daerah lain di luar NTT dalam hal pencalonan pemimpin perempuan sebagai walikota/bupati atau wakilnya bahkan gubernur. Kita tidak perlu malu-malu mengatakan bahwa Maria Geong telah merintis menuju matahari terbit itu.

Tokoh 'Kartini Manggarai' (Maria Geong) dalam Pilkada Mabar hendaknya dilihat dari dua sudut pandang, pertama, Pilkada harus berlangsung secara demokratis dan atas dasar amanat undang-undang bahwa setiap warga Negara Indonesia, termasuk warga Kabupaten Manggarai Barat, berhak memilih dan dipilih, tidak diskriminatif karena faktor gender (laki-laki dan perempuan).

Kedua, calon yang diusung memiliki rekam jejak (track record) yang sudah teruji apakah di birokrasi pemerintahan atau di bidang sosial kemasyarakatan sesuai latar belakang pendidikan. Ini dimiliki Maria Geong dengan spesialisasi kedokteran hewan.

Akhirnya, duet Gusti-Maria diharapkan tampil dalam paket kepemimpinan yang kemistri dan komplementer (saling melengkapi). Punya visi-misi yang realistis, inovatif, dan dukungan intelektualitas yang mumpuni. Diyakini wawasan seorang Maria Geong mulai dari konteks lokal, nasional hingga internasional dapat memperkuat pembangunan Mabar. Labuan Bajo sebagai kota tujuan wisata (domestik dan internasional) sekaligus ibukota pemerintahan kabupaten harus menjadi starting point dalam program lima tahun ke depan.*

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved