Penyuluh Manggarai Barat Mulai Data Lahan Pabrik Gula
Para koordinator penyuluh pertanian dan semua camat di wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar),
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Rosalina Woso
Laporan Wartawan Pos Kupang, Servan Mammilianus
POS KUPANG.COM, LABUAN BAJO --Para koordinator penyuluh pertanian dan semua camat di wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), mulai mendata semua lahan kosong milik pribadi dari warga di daerah itu untuk menjadi lokasi pabrik gula.
Pendataan dilakukan untuk mengetahui lokasi yang berpotensi dan cocok untuk menjadi pabrik gula seluas yang dibutuhkan, yaitu sepuluh ribu hektar. Pasalnya, lahan milik pemerintah tidak ada lagi yang memungkinkan untuk membangun pabrik gula.
Kepala Dinas Pertanian Mabar, Anggalinus Gapul saat dikonfirmasi Pos Kupang Hari Rabu (28/10/2015) mengatakan, hasil pendataan itu sudah harus rampung pada akhir Oktober 2015 ini.
"Kalau pendataan itu sudah rampung maka Pemerintah Pusat bersama investor akan segera datang untuk membahas rencana selanjutnya. Kalau mengharapkan lahan milik pemerintah atau negara tidak bisa karena tidak ada lagi lahan kosong seluas sepuluh ribu hektar. Makanya lahan milik warga harus didata," kata Anggalinus.
Dia menambahkan, pembangunan pabrik gula masuk dalam Program Upaya Khusus (Upsus) untuk peningkatan swasembada pangan yang merupakan program pemerintah Pusat bekerja sama dengan TNI.
Asisten III Setda Manggarai Barat (Mabar), Agustinus Hama yang turut di konfirmasi pada Hari Rabu itu mengatakan hal serupa. "Tim lapangan masih melakukan pendataan dan hasilnya belum dilaporkan ke kami. Pendataan dan identifikasi lahan ditangani oleh Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan. Kami sendiri berharap agar pendataan secepatnya bisa selesai," kata Agustinus.
Komandan Kodim 1612 Ruteng, Letkol (Kav) Imron Rosadi, membenarkan bahwa TNI turut dilibatkan dalam pembangunan pabrik gula sekaligus lahan untuk kebun tebu.
"Menurut penjelasan dari Pemerintah Pusat, pabrik gula akan dibangun di sebelas daerah dan salah satunya ada di NTT termasuk di Pulau Flores. Saat ini masih dalam tahap identifikasi awal tentang lahan," kata Imron saat ditemui Pos Kupang di Labuan Bajo minggu lalu. (*)