Begini Pengakuan Orang Terdekat Korban Meninggal Gantung Diri di Sikka
Begini Pengakuan Orang Terdekat korban meninggal gantung diri di Kabupaten Sikka
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
Begini Pengakuan Orang Terdekat korban meninggal gantung diri di Kabupaten Sikka
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Berbagai sebab dibeberkan sanak keluarga para korban yang mengakhiri hidup dengan gantung diri terjadi di Kabupaten Sikka, Pulau Flores. Selama bulan Januari sampai 30 Juli 2019 tercatat 12 kasus bunuh diri.
Kematian bunuh diri terakhir menimpa Yulius Samsedu Pati, Rabu (24/7/2019) pagi. Warga Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kota Maumere ditemukan gantung diri di dalam rumahnya ketika seisi rumah telah pergi.
• Cabuli Siswi SMP Hingga Hamil, Siswa SMA di Kota Kupang Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Sang ayah, Marthinus Ngai, yang telah berangkat ke pasar sekitar pukul 05.30 Wita mengaku tak punya firasat buruk dalam benak kalau anaknya akan mengalami musibah.
Kata Marthinus, Yulius Samsedu Pati (27) anak kedua dari empat bersaudara akan mengurus dua orang adiknya, seorang bekerja dan seorang lagi yang masih di bangku sekolah. Dia mengantar mereka.
"Dia yang mengantar adiknya ke sekolah dan seorang adiknya lagi kerja. Sebelum pergi kerja, adiknya masak makanan dulu, Yulius yang akan mengantar ke pasar," kisah Marthinus kepada wartawan di Ruang Pemulasaran Jenazah RSUD dr.TC Hillers Maumere, Rabu (24/7/2019).
• PMKRI Cabang Kupang Kritik Kebijakan Relokasi Pedagang di Jalan Polisi Militer Oebobo
Keseharian Yulius Samsedu Pati (27) juga diakui Marthinus, sebagai pendiam yang jarang bicara. Tak ada masalah pribadi yang diceritakan kepadanya.
Marthinus menduga, anaknya mengalami tekanan psikologi. Semenjak menamatkan kuliah jurusan Biologi dua tahun silam di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang, Jawa Tmur, Yulius belum punya pekerjaan.
"Dia sesekali keluar rumah,tapi lebih banyak diamnya dengan kami juga jarang bicara. Kalau di rumah setelah kasih makan ayam dan babi atau antar adik-adiknya dia main HP," ujar Marhinus.
Marthinus mengakui, anak nomor dua dari empat bersaudara ini punya pembawaan pendiam. Namun dengan teman-teman, dia suka bercerita.
"Dia tidak suka marah orang dan tertawa-tertawa saja. Menurut saya dia punya beban kemungkinan belum punya pekerjaan. Lain itu tidak ada. Kami ini kalau mau makan dan minum dan telphon dulu dia. Hari Minggu, saya keluar jam 09.00 Wita atau 10.00 Wita, Biasa-biasa saja selama ini," beber Marthinus.
Dugaan depreasi menjadi penyebab gantung diri juga menimpa Dominika Dugo (70). Warga Dusun Kloangaur, Desa Heopu'at, Kecamatan Kewapante, ditemukan gantung diri pada dahan pohon jambu mete sekitar beberapa puluh meter dari rumahnya.
Dominika mengalami stress karena anaknya, Nikodemus Kleko, merantau ke Malaysia tidak lagi memberi kabar sejak dua bulan yang lalu.
"Kemungkinan dia alami stress yang berat dengan anaknya. Katanya anaknya hilang kabar atau apa di sana," ujar warga yang hadir di lokasi saat penemuan jasad Dominika, Rabu (17/7/2019) pukul 06.00 Wita.
Sehari sebelum menempuh ajalnya, Dominika menyiapkan lokasi bunuh diri. Ia membersihkan daun-daun dan rerumput di bawah pohon jambu mete. (laporan reporter pos-kupang.com, eginius mo'a)