Pemilu 2019

Begini Pelaksanaan Pemilu Serentak di Larantuka yang Berbarengan dengan Semana Santa

Pelaksanaan pemilu serentak di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut "berjalan maksimal dan aman" di tengah kekhawatiran

Editor: Agustinus Sape
BBC NEWS INDONESIA
Hasil penghitungan suara akan dibawa ke kecamatan untuk direkapitulasi pada 22 April, atau lima hari setelah pemungutan suara. 

POS-KUPANG.COM - Pelaksanaan pemilu serentak di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut "berjalan maksimal dan aman" di tengah kekhawatiran pemilu yang digelar berbarengan dengan tradisi Semana Santa akan menurunkan partisipasi pemilih.

Puluhan remaja melakukan tradisi aksi bunyi-bunyian dengan menyeret seng dan memukul tiang listrik di depan Kapela Tuan Ana hingga ke depan KapelA Tuan Ma di Larantuka, Rabu (17/4/2019) malam.

Tampak orang dewasa dan anak-anak berkumpul di depan pintu gerbang kapela, kemudian membunyikan lembaran seng bermacam ukuran yang sudah mereka siapkan dari rumah.

Beberapa jam sebelumnya, pemungutan suara di Larantuka baru saja selesai.

Sayangnya, banyak umat Katolik dari luar daerah yang melakukan ziarah Semana Santa tidak dapat mencoblos karena tidak memiliki formulir A5.

Pemilu serentak di Larantuka, NTT, berbarengan waktunya dengan prosesi kegiatan agama.
Pemilu serentak di Larantuka, NTT, berbarengan waktunya dengan prosesi kegiatan agama. (BBC NEWS INDONESIA)

Salah satu dari mereka adalah Diana, seorang mahasiswa yang berkunjung bersama rombongan teman-teman kampusnya di Kupang.

Dia baru saja tiba di Pelabuhan Waibalun di Larantuka pada Rabu (17/4/2019), bertepatan dengan hari pemungutan suara pemilu serentak. Namun sayangnya, dia tidak bisa menggunakan hak pilih karena tidak memiliki formulir pindah TPS atau A5.

"Tidak ada pemberitahuan tentang pengurusan itu. Jadi hanya diminta data untuk KTP elektronik, itu saja," ujar Diana ketika ditemui di sela tradisi Rabu Trewa, Rabu (17/4/2019) malam.

Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Gege Hadjon, sebelumnya mengatakan meski pemilu "berjalan maksimal dan aman," banyak umat Katolik yang melakukan ziarah Semana Santa tidak dapat mencoblos karena tidak memiliki formulir A5.

"Mereka datang ke TPS tetapi mereka tidak dizinkan untuk memilih. Ini konsekuensi logis karena pemilu yang bertepatan dengan tradisi Semana Santa," ujar Anton.

Kedatangan pemilih dari luar daerah yang kemudian ingin menggunakan hak suaranya di Larantuka, dipandang Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Flores Timur, Kornelis Abon, justru "membuat gaduh" pelaksanaan pemilu.

"Mereka kaum peziarah yang datang maupun kita yang di sini berpotensi untuk bikin gaduh terkait dengan menggunakan hak pilih dengan E-KTP," kata dia.

Penggunaan E-KTP, menurut Kornel, diperbolehkan sepanjang pemilih tersebut belum terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) mana pun. Hingga Rabu malam, peziarah dari berbagai daerah mulai membanjiri Larantuka.

Ibadah yang terusik

Tradisi Rabu Trewa atau aksi bunyi-bunyian, menjadi tanda warga Larantuka memasuki masa berkabung.
Tradisi Rabu Trewa atau aksi bunyi-bunyian, menjadi tanda warga Larantuka memasuki masa berkabung. (BBC NEWS INDONESIA)

Tempat pemungutan suara (TPS) di Kelurahan Lokea, Larantuka, tampak seolah-olah sudah menunjukkan pukul 09.30 WITA. Ternyata, banyak warga yang tidak menggunakan hak pilihnya karena mengikuti prosesi ibadah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved