Pemilu 2019

Begini Pelaksanaan Pemilu Serentak di Larantuka yang Berbarengan dengan Semana Santa

Pelaksanaan pemilu serentak di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut "berjalan maksimal dan aman" di tengah kekhawatiran

Editor: Agustinus Sape
BBC NEWS INDONESIA
Hasil penghitungan suara akan dibawa ke kecamatan untuk direkapitulasi pada 22 April, atau lima hari setelah pemungutan suara. 

Salah satunya, Maria Mince Fernandez Aikoli, yang belum pernah ke TPS lantaran disibukkan dengan ritual mengaji Semana Santa di Kapela Tuan Ma, salah satu tempat sentral dalam ritual Semana Santa.

Mince yang juga merupakan panitia Semana Santa berpikir karena melaksanakan pemilihan serentak yang berbarengan dengan tradisi Paskah, membuat jumlah peziarah yang datang akan berkurang.

"Tapi ternyata tidak mengurangi peziarah yang datang. Karena peziarah banyak saya usulkan pelaksanaan ditunda karena memang pindah dan saya rasa banyak yang golput," ujar Mince.

Merespons tambahan pemilih dari luar daerah, Ketua KPU Flores Timur, Kornelius Abon, mengaku tidak menyiapkan surat suara selain yang ditetapkan dari KPU pusat, yaitu 2% dari daftar pemilih tetap (DPT).

Sementara jumlah DPT di Flores Timur mencapai 158.680 orang, dengan jumlah pemilih di Larantuka sekitar 23.000 orang.

Untuk mengurangi potensi partisipasi pemilihan yang rendah, KPU Flores Timur sudah melakukan berbagai upaya untuk mengajak warga yang menggunakan agama Katolik untuk menggunakan hak pilihnya, termasuk melalui imbauan di gereja.

Kornelis Abon optimistis partisipasi pemilih di Larantuka akan mencapai target nasional, yaitu 77,5%.
"Kami optimis, kami bisa mencapai target itu karena relatif kami memilih lebih banyak dari pemilu-pemilu sebelumnya," ujar Kornel.

Dua tugas mulia

Hasil penghitungan suara akan dibawa  ke kecamatan untuk direkapitulasi pada 22 April, atau lima hari setelah pemungutan suara.
Hasil penghitungan suara akan dibawa ke kecamatan untuk direkapitulasi pada 22 April, atau lima hari setelah pemungutan suara. (BBC NEWS INDONESIA)

Emanuel Dionisius Diaz adalah anggota Confreria Reinha Rosari Larantuka, sebuah persekutuan umat Katolik beranggotakan para lelaki kepala keluarga yang membawakan doa pembukaan kegiatan prosesi pekan suci Paskah, yang oleh orang Larantuka sebut sebagai Semana Santa.

Namun, dia terpaksa absen dari tugasnya sebagai muji yang menyanyikan puji-pujian pada perayaan Rabu Trewa di Gereja Katedral Reinha Rosari, karena di hari yang sama, dia bertugas sebagai panitia pengawas pemungutan suara di Kelurahan Lokea, Larantuka.

Meski mengaku berat hati meninggalkan tugasnya dalam ritual tradisi yang sudah berjalan selama berabad-abad itu, dia menyebut tugas menjadi panitia pengawas sama mulianya dengan menjadi muji.

"Memang berat, karena sudah belasan tahun masuk menjadi confreria tiba-tiba harus istirahat satu hari pada saat Rabu Trewa memang terasa berat, tapi karena tugas sebagai penyelanggara mau tidak mau saya harus jalani," ujar pria yang akrab disapa Nisman ini.

"Karena bagi saya, dua momen ini sama-sama penting. Satu gereja, satu untuk bangsa dan negara," imbuhnya.

Menjadi anggota confreria memberi makna tersendiri bagi Nisman. Pasalnya, dia merasa menjadi pengabdi dan menjadi laskar dari prosesi tradisi Semana Santa.

Namun, dorongan untuk berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan negara, membuatnya mengajukan diri sebagai panitia pengawas pemilu, PPS.

Emanuel Dionisius Diaz, yang biasanya membawakan dia pembukaan kegiatan proses pekan suci Paskah, terpaksa absen dari tugasnya karena bertugas sebagai panitia pemungutan suara
Emanuel Dionisius Diaz, yang biasanya membawakan dia pembukaan kegiatan proses pekan suci Paskah, terpaksa absen dari tugasnya karena bertugas sebagai panitia pemungutan suara (BBC NEWS INDONESIA)
Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved