Berita Kabupaten Ende
Wily Wesa Tidak Meyangka Bisa Juara Nasional
pelatihan di tingkat nasional dirinya tidak memiliki target apa-apa, begini kisahnya
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Romualdus Pius
POS-KUPANG.COM|ENDE---Wily Wesa, S.Sos, guru mata pelajaran Antropologi di SMAK Frateran Ndao, Ende tidak meyangka bisa keluar sebagai juara pertama pada Pelatihan Peningkatan Kompetesi Guru Mata Pelajaran Antropologi Sekolah Menengah Atas yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Malang pada 25 hingga 30 Oktober 2018.
Kepada Pos Kupang.Com, Selasa (6/11/2018), Wily demikian sapaan akrabnya mengatakan bahwa sebelum mengikuti pelatihan di tingkat nasional dirinya tidak memiliki target apa-apa karena baginya dengan mengikuti pelatihan saja sudah bersyukur karena setidaknya bisa menambah ilmu pengetahuan dirinya selaku guru antropologi di sekolah.
Namun demikian kebahagian semakin lengkap setelah dirinya dinyatakan sebagai yang terbaik atau peringkat pertama saat pelatihan dari semua peserta seluruh Indonesia.
Atas prestasinya ini, pria kelahiran Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, 16 April 1974 mengatakan bersyukur karena bisa keluar sebagai yang terbaik dari semua peserta yang adalah para guru dari seluruh Indonesia.
Baca: Astin dan Yuli Senang Ikut Ujian Prakerin
Baca: Peserta CPNS yang Lulus Mengobati Kegelisahan Warga Malaka
Baca: Ujian Hari Pertama 9 Orang Peserta Lulus SKD CPNS di Nagekeo, Ini Nama-Nama Mereka!
Baca: Dari Naik Jet Pribadi Hingga Pesawat Akrobatik, Yuk Intip 5 Potret Kemewahan Maia Estianty
Baca: Berkas Dua Pembunuh Yanto Blegur Tunggu Petunjuk Jaksa
Baca: Cuaca Penerbangan di Bandara El Tari Kupang Cerah Berawan
“Saya sebenarnya ikut pelatihan saja sudah bersyukur karena diberikan kesempatan oleh pihak sekolah namun demikian terasa lebih sempurna ketika dinyatakan sebagai yang terbaik,”ujarnya.
Suami dari Ivone Elizabet mengatakan bahwa pihaknya juga berterima kasih kepada pihak sekolah yang memberikan kesempatan kepadanya untuk ikut pelatihan di tingkat nasional karena dari pelatihan tersebut dirinya tidak saja bisa mendapatkan ilmu pengetahuan namun juga yang tidak diduga dirinya bisa keluar sebagai yang terbaik.
Wily mengatakan bahwa meskipun dianugurahi penghargaan sebagai yang terbaik dirinya tentu merasa bangga dan puas namun demikian tidak lantas membuat dirinya cepat berpuas diri namun terus mengasah diri agar selalu menjadi yang terbaik setidaknya di kelas agar bisa mentransfer ilmu pengetahuan kepada para siswa dengan baik pula.
Baca: Pemuda GMIT Petra Kefamenanu Gelar Pertandingan Futsal Antar Pemuda Lintas Agama. Ini Tujuannya
Baca: Peserta CPNS yang Lulus Mengobati Kegelisahan Warga Malaka
Baca: Vaksin Habis, Kangae dan Kewapante Hentikan Vaksinasi HPR
Baca: Prof Felisianos Launcing Buku Jalan Lain Karya Veronika Ule
Baca: Salmafina Sunan Kabur Dari Rumah, Benarkah Dipukul Sang Ayah? Fakta Lebih Bicara
Baca: Lima Fakta Reino Barack Putus Hubungan dengan Luna Maya. Nomor 1 Masih Misteri
Baca: KKI NTT Raih Medali Emas Dalam Kejurnas di Jawa Timur
Atas pretasinya ini, Wily mendapatkan piagam penghargaan dari panitia serta akomodasi serta apresiasi dari pihak sekolah di SMAK Frateran Ndao, Ende.
Kepala Sekolah SMAK Frateran Ndao, Fr Wiliam Satel Sura BHK mengatakan atas nama sekolah pihaknya memberikan apresiasi kepada guru mata pelajaran antrologi, Willy Wesa yang keluar sebagai yang terbaik pada Pelatihan Peningkatan Kompetesi Guru Mata Pelajaran Antropologi Sekolah Menengah Atas yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Malang pada 25 hingga 30 Oktober 2018.
Frater Wiliam mengatakan bahwa dengan prestasi tersebut setidaknya menunjukan bahwa di SMAK Frateran Ndao tidak saja para siswa yang berprestasi namun juga para guru.
Pihaknya mendorong baik para siswa dan juga guru agar berbuat yang terbaik sehingga dengan demikian bisa berprestasi yang tentunya tidak saja membanggakan bagi skeolah namun juga untuk pengembangan diri yang bersangkutan. (*)