Markus Petrus: Kalau Tahu Dia Niat Jahat, Saya Tidak akan Kasih Anak
Markus Petrus, ayah kandung Yesi Petrus ( 15) mengaku tidak akan melepas anaknya kepada Husnia jika tahu Husnia berniat jahat kepada anaknya.
Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota
POS-KUPANG.COM | SOE - Markus Petrus, ayah kandung Yesi Petrus ( 15) mengaku tidak akan melepas anaknya kepada Husnia jika tahu Husnia berniat jahat kepada anaknya. Markus rela melepas anaknya pergi ke Makasar bersama Husnia dengan alasan anaknya bisa melanjutkan sekolah.
" Pak, dia (Husnia) bilang mau bawah anak saya ke Makasar untuk lanjutkan sekolahnya di tingkat SMA. Nanti, sesampainya di Makasar, anak saya akan tinggal di Panti Asuhan milik kakaknya Husnia ini. Makanya saya rela melepas anak saya untuk lanjutkan sekolah. Tetapi saat di kantor polisi, saya dengar kalau anak saya ternyata mau dipekerjakan. Itu yang saya tidak mau langsung. Saya mau anak saya lanjutkan sekolahnya," ungkap Markus saat ditemui POS-KUPANG.COM, Rabu (23/5/2018) di Dusun II, Desa Tuafanu, Kecamatan Kualin.
Baca: Banding Ditolak, Ini Harapan Buni Yani Selanjutnya
Ia menceritakan, awal mula perkenalanya dengan Husnia melalui suadarinya, Tresia Lusi. Pada tanggal 5 Mei, Markus dihubungi Tresia Lusi melalui sambungan telepon yang memintanya untuk pergi ke rumah Tresia di Desa Kiufato.
Karena berpikir ada yang penting, Markus pun bergegas pergi menuju rumah Tresia. Saat sampai di rumah Tresia, ternyata Husnia sudah lebih dahulu berada di rumah Tresia.
Husnia lalu menawarkan bantua untuk menyekolahkan anak Markus yang tahun ini akan tamat pendidikan SLTP. Karena berpikir niat Husnia baik, tanpa pikir panjang Markus langsung menyetujui menyerahkan anaknya kepada Husnia untuk dibawa ke Makasar melalui jalur laut dari Kupang.
"Sabtu ( 19/5/2018) pagi saya antar anak saya di cabang Kiufatu untuk naik mobil pik up menuju kupang bersama Husnia. Saat bertemu Husnia, saya diminta untuk foto copy kartu keluarga, foto orang tua dan akte kelahiran. Jadi saya pergi foto copy cepat-cepat. Saat saya kembali bermaksud menyerahkan berkas foto copy yang diminta ternyata Husnia dan anak saya sudah berangkat," kisahnya.
Saat sore hari, lanjut Markus, dirinya kaget saat mendengar anaknya bersama Husnia sudah berada di kantor polisi. Ia lalu bergegas menuju Polres TTS. Sesampainya di sana, Markus baru mengetahui jika anaknya nyaris menjadi korban perdagangan manusia .
"Pak saya tobat. Biar saya kasih sekolah anak saya di sini saja. Anak saya sisa dengar pengumuman kelulusannya di SMP Pelita Oehani. Lebih baik saya sekolahkan dia di sini saja. Saya sudah tidak mau dia sekolah di luar lagi," ujar pria yang berprofesi sebagai tukang bangunan ini. (*)
