Jemaat Kalvari Kupang Bekeras tolak Mutasi Pendetanya, Ini Sikap Sekretaris Sinode GMIT
Mutasi dilakukan sesuai aturan Sinode GMIT, sehingga diharapkan jemaat merelakan pelayan sebelumnya ke tempat tugas yang baru.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Edi Hayong
POS-KUPANG.COM|OELAMASI - Sekretaris Sinode GMIT, Pendeta Yusuf Nakmofa berjanji memperhatikan aspirasi dari Jemaat Gereja Kalvari Pulutie, Babau, Klasis Kupang Tengah, terkait mutasi Pendeta Yerab Gasper Ndoen ke Klasis Lahairoi Namosain.
Sinode GMIT juga akan melihat dinamika yang ada dan menempatkan pengganti yang sesuai dengan apa yang diinginkan jemaat.
Pendeta Yusuf Nakmofa di hadapan Jemaat di Babau, Senin (2/4/2018) menjelaskan, pelayanan yang dilakukan Pendeta Yerab sejak tahun 2013.
Baca: MIRIS! Delapan tahun jadi Pelanggan PLN, Warga Belo Kupang Pakai Pohon sebagai Tiang Listrik
Tentunya selama bertugas sudah terbangun dan terpelihara dengan baik kekerabatan dan pererat tali persekutuan.
Dirinya mengakui kalau mutasi ini membuat jemaat merasa kehilangan dan sejak tahun 2017 Sinode sudah mendengar ada dinamika yang terjadi terkait mutasi ini.
Mutasi ini dilakukan karena ada aturan Sinode GMIT yang mengatur sehingga diharapkan jemaat merelakan pelayan sebelumnya ke tempat tugas yang baru.
Baca: Tambak Ikan Mubasir, Kades Nanga Labang Manggarai Timur Sebut Bukan Urusan Desa
Tentunya Sinode GMIT juga akan melihat dinamika yang ada dan menempatkan pengganti yang sesuai dengan apa yang diinginkan jemaat.
Usai Pendeta Yusuf memberikan arahan, pada saat tanya jawab, Jemaat ribut karena tidak menerima keputusan mutasi tersebut.
Jemaat menilai kehadiran Pendeta Yerab selama ini sudah terbangun hubungan yang sangat harmonis dan jika dimutasi maka perlu dipikirkan apa maunya jemaat.
Baca: Jemaat Gereja Kalvari di Kupang Tolak Keputusan GMIT Memutasi Pendeta. Ini Alasan Jemaat
Pendeta Yusuf kemudian menegaskan bahwa apa yang diinginkan jemaat akan dibicarakan lebih lanjut di tingkat Sinode GMIT.
Setiap keputusan tentu bisa ditinjau kembali asalkan jemaat dengan kepala dingin saling berdialog.
Dirinya tidak bisa mengambil keputusan sendiri karena harus dibicarakan bersama lima anggota Sinode GMIT barulah diputuskan yang terbaik. (*)