Timor Tengah Selatan Terkini
Dinas Kesehatan TTS Sebut Sebanyak 13 Dokter Sedang Pendidikan Spesialis
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Nahad Baunsele, menyampaikan sebanyak 13 dokter sedang mengikuti pendidikan spesialis.
Ringkasan Berita:
- Dinas Kesehatan Kabupaten TTS sebut 13 dokter sedang mengikuti pendidikan spesialis, sebagian besar melalui beasiswa Kemenkes dan LPDP.
- Pemerintah daerah juga memberikan dukungan berupa rekomendasi, uang saku, dan uang buku
- Para calon dokter spesialis menandatangani perjanjian dengan notaris sebagai ikatan untuk kembali mengabdi di Kabupaten TTS
- Kabupaten TTS masih kekurangan tenaga di bidang penyakit dalam, obgyn, mata, jantung, gigi, emergency, dan anastesi
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nahad Baunsele, menyampaikan sebanyak 13 dokter sedang mengikuti pendidikan spesialis.
Hal ini sejalan dengan peningkatan standar pelayanan kesehatan, yang mengharuskan setiap daerah memiliki dokter spesialis yang cukup.
"Untuk saat ini, Dokter spesialis yang sedang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Soe itu ada 13 orang. Kemudian yang sedang mengambil spesialis sebanyak 13 orang dokter, sembilan diantaranya sudah PNS, " ungkapnya pada Selasa (18/11/2025).
Dari jumlah tersebut, sebanyak delapan dokter yang mengambil spesialis melalui beasiswa Kemenkes, dan dua lainnya dari LPDP.
Meski begitu, pemerintah daerah juga memberikan rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan ini, dan dukungan dana pendidikan berupa uang saku kepada para calon dokter spesialis ini.
Dukungan dana yang diberikan pemerintah daerah biasanya berupa uang saku, uang buku, karena tidak semua kebutuhan dipenuhi oleh beasiswa yang diterima. Selain itu sebagai bentuk ikatan bahwa usai pendidikan, para dokter spesialis wajib mengabdi di daerah.
"Sebanyak 13 dokter yang sedang mengambil spesialis, itu ada spesialis kesehatan anak, ilmu Obstetri dan Ginekologi, Ilmu kejiwaan, ilmu kecantikan, Peminatan Ilmu syaraf, Ilmu penyakit dalam, spesialis neurologi, Kedokteran fisik dan rehabilitasi, patologi klinik dan radiologi, " paparnya.
Nahad menyebutkan bahwa dana yang dikucurkan pemerintah untuk mendukung para dokter spesialis ini kurang lebih 50-90 juta per tahun. Setiap calon dokter spesialis mendapatkan jatah berbeda-beda berdasarkan spesialisasi ilmu yang diminati. Dukung tersebut bersifat stimulan.
Dukungan yang diberikan diikuti dengan kesepakatan perjanjian bersama notaris. Dengan kesepakatan tersebut, para calon dokter spesialis wajib mengabdi di daerah minimal waktu pendidikan tambah satu tahun.
"Jadi siapapun yang mendapat rekomendasi dari Kabupaten Timur Tengah Selatan untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis, kita membuat perjanjian dengan notaris sehingga kembali tidak ada alasan untuk tidak kembali ke Kabupaten TTS. Sudah dua tahun sejak tahun 2023," jelas Sekretaris Dinas Kesehatan.
Ia juga menyampaikan bahwa selain 13 calon dokter spesialis yang akan mengabdi, melengkapi formasi dokter spesialis guna melayani masyarakat TTS, masih ada beberapa spesialis yang belum ada di Kabupaten TTS.
"Kita juga masih butuh beberapa tenaga dokter spesialis, seperti mata, spesialis jantung, kemudian spesialis gigi, spesialis emergency, " ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kebutuhan dokter spesialis yang paling mendesak yaitu spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis objyn. Menurutnya untuk spesialis objyn dipengaruhi oleh mayoritas kasus ibu hamil dalam status kehamilan beresiko.
"Selain penyakit dalam, yang kedua itu objyn. Jumlah kehamilan di TTS ini sampai belasan ribu. Sementara dokter spesialis objyn hanya dua orang. Ditambah lagi sebagian besar kehamilan di TTS itu 60 persen itu kehamilan berisiko tinggi. Kehamilan berisiko tinggi sehingga beban kerja dokter spesialis ini cukup tinggi, " ungkapnya ketika diwawancarai di ruang kerjanya pada Selasa (18/11/2025).
Disusul kebutuhan untuk dokter spesialis anastesi. Nahad menyampaikan bahwa untuk kebutuhan dokter spesialis di TTS akan terus bertambah karena masih ada dua Rumah Sakit Pratama yang membutuhkan dokter spealis juga ketika mulai beroperasi.
"Untuk kondisi kita dengan keterbatasan dokter spesialis, dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi ini, Kita tetap mendorong teman-teman yang masih punya peluang untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis, untuk memanfaatkan momen untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis dan bisa kembali ke Timur Tengah Selatan untuk memberikan pelayanan.
Selain itu juga pihak Dinas Kesehatan TTS terus berkomunikasi dengan Kemenkes RI untuk penyediaan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan sehingga nanti kembali dokter spesialisnya bisa bekerja dengan lebih optimal. (any)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.