Kabupaten Kupang Terkini

Ketika Mimpi Warga Fatunaus NTT Akan Cahaya Listrik Selama 80 Tahun Jadi Kenyataan

Desa Fatunaus merupakan satu dari ratusan desa di Kabupaten Kupang masuk dalam kategori daerah 3T

|
Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
Kolase- Foto Humas Kabupaten Kupang
RESMIKAN LISTRIK- Bupati Kupang Yosef Lede (kedua dari kanan) bersama jajaran PLN Kupang dan undangan lain saat melakukan peresmian sekaligus penyalaan listrik perdana di wilayah Amfoang terpusa di Desa Nefonuet dan Letkole. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Adagium klasik dari sang filsuf Aristoteles bahwa 
"Kesabaran itu pahit, tapi buahnya manis" sangat pas dilekatkan buat warga Desa Fatunaus, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT.

Pasalnya, sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 hingga memasuki usia ke-80 tahun di 2025 ini sebagian besar warga di wilayah Amfoang khususnya di Desa Fatunaus terus menanti akan cahaya listrik.

Total 331 Kepala Keluarga atau 1.422 jiwa yang menghuni desa menunggu dengan tabah dan kapan mereka bisa menikmati listrik seperti saudara-saudaranya di perkotaan.

Desa Fatunaus merupakan satu dari ratusan desa di Kabupaten Kupang masuk dalam kategori daerah 3T (Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Untuk sampai ke desa itu membutuhkan waktu 7 jam perjalanan. Belum lagi infrastruktur jalan yang belum memadai. Umumnya warga bermata pencaharian bertani.

Salah satu kendala yang kerap menjadi mimpi sepanjang hari adalah soal penerangan listrik. Warga berkutat dalam penantian yang sangat melelahkan pikiran.

Baca juga: Mengenal PLTS Oelpuah, Kado Istimewa Jokowi yang Membuat Pulau Timor NTT Terang Terus 

Ditengah lampu pelita (terbuat dari kaleng bekas dan dimasukan minyak tanah, Red) juga petromax setia menemani mereka sepanjang waktu. Tak ada kata protes akan kesenjangan sosial yang mereka hadapi.

Ketika matahari kembali ke peraduannya, warga siap menyalakan lampu pelita ketika harga seliter minyak tanah mencapai angka Rp5.000. Warga hanya bisa diam menikmati apa yang mereka punyai.

Ini setidaknya litani kehidupan harian warga Desa Fatunaus yang letaknya sekitar 160 kilometer dari Kota Kupang, Ibu kota Provinsi NTT. 

Proses pergantian pucuk pimpinan daerah terus terjadi dengan sejuta janji manis. Akan tetapi warga setempat saban hari tetap menikmati kegelapan.

Ditengah terbayang mimpi dan dengan tekun warga mendaraskan doa, harapan itupun tiba. Ibarat oase di tengah gurun pasir muncul dewa penyelamat. 

Pemimpin Kabupaten Kupang terpilih masa bakti 2025-2030 yakni Bupati Yosef Lede dan Wabup Aurum Titu Eki benar-benar menyelami kondisi yang dihadapi warganya. Tercetuslah program 'Kabupaten Kupang Terang' dengan menjalin kerjasama pihak PT PLN.

Kehadiran sosok kedua pemimpin ini setidaknya diakui Kepala Desa Fatunaus, Joni Adu ketika diwawancarai POS-KUPANG.COM pada Senin (27/10/2025). Atas nama warga, Joni Adu tak henti-hentinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Kupang dan manajemen PT PLN (Persero).

Pertemuan bersama antara Bupati Kupang dengan PLN
PERTEMUAN- Pertemuan bersama antara Bupati Kupang, Yosef Lede dengan Jajaran PLN Kupang membicarakan soal kerjasama dalam merealisasikan program listrik masuk desa di Kabupaten Kupang

Joni Adu lantas menceritakan perihal kondisi yang dialami warganya selama ini. Walaupun daerah ini memiliki potensi alam yang cukup menjanjikan, namun sangat kontras jika tanpa penerangan listrik.

Dia menyampaikan kalau ketiadaan penerangan listrik berdampak sangat serius pada anak sekolah. Penerapan kurikulum Merdeka Belajar yang mengharuskan anak sekolah menggunakan internet praktis tidak berlaku di desa yang dipimpinnya.

"Semangat belajar anak-anak sebelum adanya listrik sangat memrihatinkan. Mereka mau gunakan internet tidak ada jaringan lalu listrik tidak ada. Pokoknya serba susah," kenang Joni Adu.

Menurutnya, para siswa selama ini apabila mengerjakan soal berkumpul di kantor desa karena ada penerangan yang menggunakan generator. Baru pada beberapa tahun belakangan dibangun satu tower Telkomsel sehingga pada siswa bisa terbantu dalam mengakses internet.

"Itupun cuma beberapa siswa yang memiliki HP android sehingga satu HP bisa digunakan untuk 2-3 siswa apabila ada pekerjaan rumah dari guru," jelas Joni Adu.

Kondisi ini memang membuat Joni Adu setiap kali rapat di tingkat kabupaten selalu menyampaikan usulan agar perlu ada jaringan listrik PLN ke desa mereka.

Baca juga: PLN dan TNI AD Bangun SMP Negeri Oepoli, Nyalakan Semangat Sumpah Pemuda di Perbatasan NKRI

Rupanya usulan Joni Adu baru terjawabi saat ini ketika mereka mengikuti rakor bersama bupati Kupang. Sejalan dengan visi-misi pimpinan daerah perihal program meteran gratis buat warga.

"Saya kemudian mengajukan usulan agar 81 KK menjadi prioritas pengadaan meteran gratis. Usulan kami ditanggapi positif dan kini sudah terpasang 31 meteran. Artinya 31 KK sudah nikmati listrik," katanya dengan wajah berbinar-binar.

Dampaknya juga sangat dirasakan pada pelajar dimana mereka mulai rajin belajar karena penerapan listrik 1x24 jam. 

Selain itu pelaku UMKM yang sebelumnya lesu kini mulai bergairah kembali menekuni usaha seperti tenun ikat dan usaha mikro lain seperti pembuatan kripik pisang, ubi dan sejenisnya.

"Saya atas nama warga yang sudah menikmati listrik ucapkan terima kasih buat Pemda dan pihak PLN dalam hal ini PLTD Unit Oesao yang cepat tanggap dalam membantu mendukung anak-anak kami dalam belajar," pungkasnya.

Pancaran wajah kegembiraan juga nampak terlihat dari, Maria siswi SDN Fatunaus, Kecamatan Amfoang Utara.

Baca juga: Bantuan PLN Peduli Dukung Siswa Sumba Timur Raih Kemandirian Lewat Keterampilan Vokasi

Dirinya mengakui kalau selama ini mereka sangat kesulitan dalam belajar pada malam hari karena ketiadaan lampu penerangan listrik.

Walaupun mengandalkan lampu pelita tetapi cahayanya sangat kecil dan bisa padam ketika angin tiba.

"Saya senang sekali dengan adanya lampu listrik sekarang ini. Terima kasih pak bupati dan ibu bupati dan bapak-bapak PLN yang sudah membantu kami. Sekali lagi terima kasih banyak," ungkap Maria dengan mata berbinar-binar.
 
Pemda Tidak Bawa Janji Tapi Bukti

Kehadiran program meteran gratis melalui program "Kabupaten Kupang Terang" sejalan dengan visi-misi serta program kerja bupati dan wakil bupati Kupang.

Program ini merupakan satu ari 53 item program dalam kepemimpinan bupati dan wakil Bupati Kupang saat ini. Apalagi sudah ditargetkan jaringan listrik harus menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Kupang yang tersebar di 24 kecamatan yang ada.

"Ini bukan sekadar janji bupati dan wakil bupati tapi langsung dieksekusi. Pemda bekerjasama dengan PT PLN (Persero) membuka jaringan hingga ke pelosok. Pada Juli 2025 lalu bupati baru meresmikan penggunaan listrik di wilayah Amfoang," tutur Staf Khusus Bupati Kupang bidang Sosial Kemasyarakatan, Yermi Mone, S.H.

Baca juga: PLN Ajak Wartawan NTT Tinjau PLTP Mataloko, Perkuat Keterbukaan Informasi Energi Panas Bumi

Menurut Yermi Mone, kondisi kelistrikan yang selama ini menjadi pengeluhan warga di pedalaman betul-betul dirasakan Bupati Kupang, Yosef Lede ketika masih menjadi anggota DPRD Kupang.

Dikatakannya, program meteran gratis buat warga pedalaman ini hasil dari pengamatan dan temuan bupati sewaktu masih aktif menjadi anggota dewan. 

Bahwa masih banyak desa yang belum tersentuh jaringan listrik. Karena itu ketika beliau terpilih jadi bupati maka mulai saat ini direalisasikan. 

"Tentu tidak sekaligus tetapi bertahap menyesuaikan dengan keuangan daerah. Tapi pak bupati punya target selama 5 tahun memimpin daerah ini minimal sebagian besar warga di desa sudah menikmati penerangan listrik," jelas Yermi Mone.

Bupati Kupang, Yosef Lede berkomitmen selama kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Aurum Titu Eki akan berjuang agar penerangan listrik masuk hingga ke dusun-dusun.

Bahkan ditegaskan bahwa dirinya telah melakukan pertemuan dengan jajaran PLN Kupang pada bulan Juli 2025 lalu. Pertemuan itu dihadiri oleh Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kupang Nikolas Denis Andrian, Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan Kupang Simi Eduard Lapabesi, serta Unit Layanan Pelanggan Oesao Hanna Notopramono.

Baca juga: Program Light Up The Dream PLN Hadiahkan Listrik Gratis di Flores Bagian Timur

Mantan Ketua DPRD Kupang ini menegaskan bahwa selama 80 tahun Indonesia merdeka, rakyatnya masih diliputi dengan kegelapan.

Ia meminta PLN memberikan perhatian khusus dan segera mengupayakan pemasangan jaringan listrik terutama di daerah Amfoang karena desa-desa di sana sangat merindukan penerangan listrik.

"Omong soal listrik bukan bukan tentang penerangan saja, tetapi menyangkut masa depan anak-anak di desa, pelayanan pendidikan, aktivitas ekonomi, hingga penguatan sektor kesehatan. Ini jadi komitmen kami untuk merealisasikan sesuai visi dan misi lima tahun kedepan," kata politisi Partai Gerindra ini.

Sementara Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kupang, Nikolas Denis Andrian, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Bupati Kupang. Dirinya berterima kasih atas semangat dan perhatian besar dari pemerintahan saat ini. 

Ia menegaskan komitmen PT PLN (Persero) akan terus mempercepat program listrik desa dan menyesuaikan dengan skala prioritas dari pemerintah daerah. Pihaknya akan mendukung sekolah-sekolah dan Layanan kesehatan di desa dan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh merupakan bagian dari visi PLN untuk menerangi Nusantara.

Dengan kerjasama ini, lanjut Nikolas, kerinduan warga di pelosok-pelosok akan cahaya listrik tidak hanya mimpi lagi tetapi menjadi kenyataan dalam mempersiapkan generasi menyongsong Program Indonesia Emas 2045.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved