Siswa Keracunan MBG
Dinkes Sikka Bentuk TRC, Tim Aktif 24 Jam untuk Antisipasi Keracunan MBG
Dinas Kesehatan Sikka, Provinsi NTT membentuk tim reaksi cepat (TRC) untuk mengantisipasi adanya kasus karacunan makanan bergizi gratis (MBG).
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Dinas Kesehatan Sikka, Provinsi NTT membentuk tim reaksi cepat (TRC) untuk mengantisipasi adanya kasus karacunan makanan bergizi gratis (MBG). Tim ini akan aktif selama 24 jam guna menangani peristiwa-peristiwa darurat terkait MBG.
"Tim reaksi cepat itu bekerja 1 x 24 jam apabila dalam pemberian makanan bergizi gratis kepada penerima manfaat ini ada masalah, maka tim akan bergerak lebih cepat untuk mengantisipasi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, Sabtu (27/9).
Petrus Herlemus menjleaskan, tim tersebut sudah menangani dua kasus dugaan keracunan MBG yang terjadi di SMK Yohanes XXIII Maumere dan SMK Negeri 1 Maumere.
Baca juga: Siswa Temukan Nasi Campur Ulat, Keracunan MBG Musibah Nasional, Anita Gah Minta Tinjau Kembali
Berdasarkan hasil pemeriksaan, keracunan tersebut bukan bersumber dari makanan bergizi gratis. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa pihak sekolah dan penyedia makanan harus lebih memperhatikan kualitas bahan baku dan cara pengolahan.
"Guru berhak menolak makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi anak-anak," tegas Petrus Herlemus.
Lebih lanjut dijelaskan Petrus Herlemus, untuk meningkatkan kualitas makanan, dinas ksehatan telah melatih 47 orang, yang terdiri dari pemilik dan penyedia makanan, tentang higiene, sanitasi, dan penyajian makanan siap saji.
Bahkan, kata Petrus Herlemus seluruh penyedia makanan, pemilik dapur gizi, dan pengelola akan diperiksa kesehatannya di laboratorium kesehatan daerah.
Baca juga: LIPSUS: Eks Kapolres Ngada Dituntut 20 Tahun, Fajar Tidak Menyesali Perbuatannya
"Jika ada penyakit menular pada penyedia makanan, kami akan meminta mereka untuk tidak langsung bersentuhan dengan makanan, melainkan ditempatkan di bagian lain," jelas Petrus Herlemus.
Petrus Herlemus berharap agar masalah keracunan MBG yang terjadi di daerah lain tidak terjadi di Sikka. Kedepannya, Petrus berkomitmen untuk terus berupaya menjaga dan mendukung agar makanan bergizi tetap berkualitas.
"Mudah-mudahan ke depannya kita saling menjaga, saling support supaya makanan bergizi tidak bermasalah di Kabupaten Sikka," jelas Petrus Herlemus.
Selain itu, Dinas Kesehatan Sikka akan mengambil langkah proaktif untuk memastikan kualitas MBG di sekolah-sekolah, menyusul adanya laporan potensi keracunan di beberapa sekolah. Kepala Dinas Kesehatan terus menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap kebersihan, sanitasi, dan kualitas makanan untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
"Kami telah melakukan investigasi epidemiologi dan surveilans, serta mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa semua makanan dalam kondisi baik," ungkap Petrus Herlemus.
Namun demikian, jelas Petrus Herlemus, Dinas Kesehatan tetap mengingatkan para penyedia makanan untuk menghindari penggunaan bahan makanan yang diolah dengan santan atau minyak berlebihan.
Selain itu, tim surveilans dan lingkungan telah turun untuk memeriksa higiene dan sanitasi di dapur-dapur gizi. (awk)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Siswa Temukan Nasi Campur Ulat, Keracunan MBG Musibah Nasional, Anita Gah Minta Tinjau Kembali |
![]() |
---|
11 Siswa SD di Kupang Keracunan MBG, Ketua GMNI Desak Pemerintah Hentikan dan Evaluasi Program |
![]() |
---|
Dinas Dikbud Kota Kupang Panggil Pengurus MBG dan Vendor Pasca 11 Siswa SDI Liliba Keracunan |
![]() |
---|
11 Siswa Keracunan, Program MBG di SD Inpres Liliba Dihentikan Sementara |
![]() |
---|
Sejumlah Siswa SDI Liliba Harus Opname Pasca Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.