Manggarai Barat Terkini

Kelompok Cipayung Manggarai Barat Tolak Pembangunan di Wilayah TNK Labuan Bajo 

Organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Manggarai Barat, NTT menolak pembangunan di Taman Nasional Komodo

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM.COM/Yuan Lulan
ORGANISASI MAHASISWA - Aliansi Cipayung Plus yang terdiri dari berbagai organisasi mahasiswa, BEM, OKP, dan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan deretan tuntutan dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Provinsi NTT, Senin (1/9/2025)  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales 

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Manggarai Barat, NTT menolak pembangunan di wilayah Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Manggarai Barat, Satriyani saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Selasa (16/9/2025) dengan tegas menolak segala bentuk pembangunan yang bersifat destruktif di kawasan Taman Nasional Komodo

"Pembangunan semacam ini merampas ruang hidup rakyat, merusak habitus masyarakat lokal, dan mengancam kelestarian Komodo sebagai warisan dunia," ujarnya. 

Menurutnya, pembangunan bukanlah yang menyingkirkan rakyat, melainkan yang adil, partisipatif, dan menjaga kelestarian lingkungan. 

"Komodo bukan milik perusahaan, Komodo adalah warisan kita semua," tegas perempuan berdarah Bima itu. 

Baca juga: KKBD Taklukan Granat Cancar Pada Turnamen Volly Bupati Cup II di Labuan Bajo, Manggarai Barat

Kata dia, terdapat point utama penolakan GMNI atas pembangunan di Taman Nasional Komodo

"Pertama, merampas ruang hidup rakyat dan habitus masyarakat lokal. Kedua, merusak lingkungan serta mengancam kelestarian Komodo. Ketiga, hanya menguntungkan pemodal besar, bukan rakyat," ujar Satry. 

Secara terpisah, ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Labuan Bajo, Petrus Suhardi Ekaputra mengutarakan hal serupa. 

Dikatakan Ekaputra, terdapat tiga dasar penolakan PMKRI Cabang Labuan Bajo

Pertama, Lingkungan yang rencana pembangunan yang begitu luas di Pulau Padar sangat berdampak negatif pada lingkungan. 

Baca juga: Labuan Bajo Indah Tunduk Atas Gorontalo pada Turnamen Volly Bupati Cup II di Manggarai Barat 

"Pertama dilihat dari limbahnya. Ini ancaman untuk ekosistem laut seperti koral, dan lain-lain," tuturnya. 

"Kedua, faktor Komodo, dimana habitat Komodo dinilai akan terganggu dengan adanya pembangunan tersebut". 

"Bahkan populasi makanan Komodo bisa saja punah juga. Sementara Komodo menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang ke Labuan Bajo," sambung Ekaputra. 

Ketiga, berkaitan dengan masyarakat sendiri. Dimana ekonomi masyarakat bisa terancam karena jika pembangunan itu jadi maka masyarakat yang memiliki UMKM disana akan ditutup. (moa) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved