Penemuan Mayat di Nagekeo

Empat Hari Pasca Kematian Vian Ruma, Polres Nagekeo Masih Bungkam

Ia juga menyampaikan permohonan maaf dan mengaku beberapa hari belakangan signal di wilayah Kecamatan Nangaroro sedang tidak baik.  

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
PENEMUAN MAYAT - Penemuan mayat seorang pria tak dikenal di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9/2025) pagi. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, MBAY -  Kasus kematian Vian Ruma, guru SMP Negeri 1 Nangaroro yang ditemukan gantung diri di sebuah pondok di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nagekeo, Jumat (5/9/2025) yang diduga banyak kejanggalan masih menyisaakan misteri dan tanda tanya besar bagi pihak keluarga dan rekan korban.

Meski sudah empat hari setelah ditemukan dan almarhum sudah dimakamkan, pihak Kepolisian Resor (Polres) Nagekeo masih bungkam dan enggan menjelaskan hasil olah TKP dan hasil visum terhadap korban. 

Kapolsek Nagekeo, Iptu Juliardi Sinambela sesaat setelah kejadian kepada TribunFlores.com hanya mengatakan saat itu pihaknya sedang melakukan olah TKP dan mengatakan korban diduga sudah dalam keadaan tergantung lebih dari tiga hari. 

Karena masih melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban menuju Puskesmas Nangaroro pada Jumat (5/9/2025) sekira pukul 22.08 WITA, Ia meminta TribunFlores.com untuk mengirimkan sejumlah daftar pertanyaan untuk dijawab. 

Namun hingga saat ini pertanyaan-pertanyaan itu belum kunjung dijawab. Pada saat itu, TribunFlores.com mengirim kurang lebuh sembilan pertanyaan terkait dengan waktu penemuan mayat hingga langkah-langkah yang akan dilakukan Polsek Nangaroro.

Baca juga: PERMASNA Kupang Desak Kapolres Nagekeo Usut Tuntas Kasus Kematian Guru SMPN 1 Nangaroro Nagekeo

Keesokan harinya, Sabtu (6/9/2025) sekira pukul 09.54 WITA, TribunFlores.com kembali menanyakan hasil olah TKP melalui pesan WhatsApp. Namun, Iptu Juliardi baru menjawab pesan WhatsApp tersebut pada Minggu (7/9/2025) dini hari sekitar pukul 02.18 WITA. 

"Selamat malam pak. Kemarin malam sampai jam 5 kami di puskesmas. Hari Sabtu, seharian dari pagi sampai jam 17.00 wita, untuk wilayah ditempat kami signal baik data seluler maupun telfon biasa tidak ada sama sekali. Di pukul 19.30 juga sempat hilang kembali. Sehingga komunikasi tidak berjalan lancar," tulis Ipda Juliardi.

Pada Senin (8/9/2025) pagi sekira pukul 10.12 WITA, TribunFlores.com kembali mengirimkan pesan WhatsApp kepada Iptu Juliardi menanyakan hasil olah TKP atas kasus kematian Vian Ruma.

Namun, hingga Selasa (9/9/2025) barulah dijawab oleh Iptu Juliardi. 

Dalam keterangannya, Ia menjelaskan barang-barang yang ditemukan di lokasi kejadian pada saat penemuan awal sama seperti yang sudah diberitakan TribunFlores.com sebelumnya. 

"Hasilnya ya ditemukan barang-barang yang sudah bpk lansir sebelumnya," tulis Iptu Juliardi dalam pesan WhatsApp nya. 

Ia juga menyampaikan permohonan maaf dan mengaku beberapa hari belakangan signal di wilayah Kecamatan Nangaroro sedang tidak baik.  

"Maaf beberapa hari ini signal kami tidak jelas, listrik juga begitu, semalam akses jalan juga terhambat akibat dampak curah hujan yang cukup tinggi sejak minggu malam sampai semalam. Sehingga semalam kami pembersihan sebisanya dan menggeser batu-batu yang berserakan dijalan dan pohon-pohon tumbang dari Aegela menuju Nangaroro," terang Iptu Juliardi.

Saat ditanya soal apakah ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan di tubuh korban saat dilalukan oleh TKP, Ia mengatakan pertanyaan tersebut sangat dalam.

"Ini sangat dalam e, pertanyaannya. Ini mau dijawab salah. Tidak jawab salah, ya, belum mengarah kesitu pak," ujar Iptu Juliardi.

Saat ditanya soal keterlibatan Vian Ruma sebagai salah satu aktivis yang menolak proyek geotermal dan dikaitkan-kaitkan dengan kasus kematiannya, Iptu Juliardi mengatakan pihaknya akan mencoba mendalami isu tersebut.

Baca juga: HMI Cabang Kupang Desak Kapolda NTT Usut Kematian Aktivis Geothermal di Nagekeo

"Nah itu yang kami coba dalami infonya," jawab dia. 

Ditanya soal hasil visum, Iptu Juliardi mengatakan hal tersebut sudah dilansir pimpinannya.  

"Sebenarnya yang dilansir bapak pimpinan untuk dilakukan autopsi jelas, untuk menjawab pertanyaan," tulis Iptu Juliardi.

Padahal, hingga saat ini, Kapolres Nagekeo, AKBP Rachmat Muchamad Salihi belum memberikan pernyataan apapun kepada TribunFlores.com. 

AKBP Rachmat Muchamad Salihi yang baru dikonfirmasi TribunFlores.com, Selasa (9/9/2025) sekitar pukul 09.57 WITA mengarahkan POS-KUPANG.COM untuk mengkonfirmasi langsung kepada Kapolsek Nangaroro, Iptu Juliardi Sinambela.

"Baik bang langsung ke Kapolsek, saya masih di TKP longsor," jawab AKBP Rachmat Muchamad Salihi sekitar pukul 11.58 WITA. 

Sementara itu, dr Lita yang memeriksa kondisi korban yang juga dikonfirmasi TribunFlores.com, Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 18.02 WITA, baru menjawab pesan WhatsApp pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 10.01 WITA.

"Selamat pagi pak, maaf, saya dokter Lita dari Puskesmas Nangaroro, 2 hari ini sinyal jelek sekali disini, saya mau menyampaikan hasil pemeriksaan sudah saya serahkan ke pihak kepolisian. Bisa langsung ke pihak kepolisian saja," jawab dr Lita. (bet)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS    

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved