Uskup Baru Keuskupan Larantuka
Seminari Tinggi Ritapiret tentang Romo Yohanes Hans Monteiro
Ia adalah formator yang berjalan bersama para frater dalam proses pembinaan calon imam projo se-provinsi Gerejawi Ende.
Oleh: Dominikus Zinyo Darling
Mahasiswa IFTK Ledalero. Tinggal di Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret Maumere, Flores.
POS-KUPANG.COM - Sukacita besar dialami oleh Gereja Katolik Larantuka. “Seorang gembala baru telah terpilih, Mgr. Yohanes Hans Monteiro,” demikian Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung mengumumkan kepada umatnya dalam suasana haru dan syukur.
Ini tentu tidak hanya kabar suka-cita bagi umat Larantuka, tetapi juga untuk Gereja di berbagai tempat.
Baca juga: Uskup Larantuka Terpilih Romo Hans Monteiro Menyapa Umat: Malam Bae Semua
Salah satu yang merasakan getaran sukacita itu adalah komunitas Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret, Maumere, tempat Romo Yohanes Hans Monteiro (uskup terpilih) menjalani karya pastoralnya selama beberapa tahun terakhir.
Senja itu (22/11/2025), Ritapiret berada dalam ritme harian biasa. Namun, suasana berubah ketika seluruh komunitas berkumpul di Aula Utama St. Petrus (Saint Peter's Hall) untuk mengikuti secara online vesper agung, menyusul pengumuman uskup terpilih Keuskupan Larantuka.
Dalam suasana doa, para staf pembina (formator), para frater, serta karyawan/karyawati bersama-sama meresapkan madah dan mazmur.
Setelah itu, di layar proyektor, pengumuman resmi dari Tahta Suci, melalui kuria Keuskupan Larantuka mengenai pengangkatan uskup baru disampaikan. Dan ketika nama “Pastor Yohanes Hans Monteiro” disebut, ruangan tiba-tiba dipenuhi bisik kagum, senyum terbuka, beberapa bahkan menunduk dalam doa syukur.
Bagi komunitas Ritapiret, pengangkatan itu terasa begitu istimewa. Sosok yang mereka saksikan bukan hanya nama yang terterah pada dokumen Tahta Suci, melainkan seseorang yang selama beberapa tahun terakhir hadir dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Ia adalah formator yang berjalan bersama para frater dalam proses pembinaan calon imam projo se-provinsi Gerejawi Ende.
Formator yang Penuh Dedikasi
RD. Guidelbertus Tanga, Praeses Seminari Tinggi Ritapiret, mengenang momen itu dengan jelas. “Ketika namanya disebut, suasana langsung terasa berbeda,” tuturnya.
“Kami tidak hanya mendengar berita tentang seorang uskup baru. Kami mendengar panggilan Gereja kepada seorang saudara kami, seseorang yang selama ini memberi dirinya bagi para frater.”
Ketika ditanya tentang pengalamannya bersama Romo Yohanes Hans Monteiro (selanjutnya Romo Hans), Romo Hilde, demikian ia disapa, menarik napas tenang seolah merumuskan kembali apa yang telah ia amati bertahun-tahun.
“Romo Hans selalu bekerja dalam diam, tetapi pengaruhnya kuat. Caranya mendampingi para frater itu penuh perhatian. Ia tidak pernah tergesa-gesa memutuskan sesuatu. Ia mendengarkan dulu, memahami dulu, lalu menawarkan arah. Itu gaya seorang gembala yang dewasa. Dan Gereja sekarang melihat kualitas itu,” tutur Romo Hilde.
Sementara itu, RD. Albertus Polikarpus Dedon (Romo Albert), rekan formator yang bersama Romo Hans mendampingi komunitas Tahun Orientasi Rohani (TOR) St. Yohanes Paulus II-Seminari Tinggi Ritapiret, juga mengisahkan pengalamannya bersama beliau.
Menurutnya, Romo Hans adalah pribadi yang rendah hati, komunikatif, dan tenang dalam segala situasi.
"Dalam tugas kami sebagai pendamping frater TOR, Romo Hans sangat menghidupi aspek kolegialitas. Ia tidak pernah mengambil keputusan secara sepihak, terlepas dari posisinya
sebagai Direktur Spiritual TOR. Saya merasa sangat dihargai oleh beliau," tegas Romo Albert.
Kehadirannya di komunitas juga dikenang dengan kehangatan tersendiri oleh para frater.
Menurut cerita beberapa frater, hampir setiap sore, Romo Hans sering berjalan mengelilingi halaman seminari, dan pada saat seperti itu, para frater biasanya tanpa ragu menghampirinya untuk diajak berbicara.
“Romo Hans sesalu terbuka untuk berbicara dengan kami. Pembicaraannya berisi, seolah memberi ruang bagi setiap kata untuk menemukan maknanya sendiri,” tutur Fr. Yohan Ahas, seorang frater TOR yang saat ini menjadi anak dampingan Romo Hans.
Hal yang sama pula diungkapkan oleh seorang Fr. Rian Lako, mahasiswa pascasarjana yang sedang menyelesaikan teisis di IFTK Ledalero di bawah bimbingan Romo.
"Selain menguasai bidangnya (Dosen Liturgi), Romo Hans itu orangnya komunikatif. Jadi saya sangat terbantu," ujarnya.
Seorang yang Sangat Liturgis
Di balik ketenangannya yang khas, Romo Hans dikenal memiliki kecintaan yang mendalam pada liturgi. Latar belakang akademiknya memperkuat citra itu. Ia menempuh studi Lisensiat (2006-2010) dan Doktoral (2012-2018) di bidang Liturgi di Universitas Wien, Austria, salah satu pusat penting studi liturgi di Eropa.
Sekembalinya ke tanah air pada tahun 2018, oleh uskupnya (Uskup Larantuka), ia diutus untuk menjadi staf pembina di Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret (2018-sekarang). Di sana, ia dipercayakan sebagai Direktur Spiritual Tahun Orientasi Rohani (TOR) St. Yohanes Paulus II.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Wakil Rektor III dan Direktur Pascasarjan IFTK Ledalero, sekaligus dosen Mata Kuliah Liturgi pada kampus tersebut. Dengan pendidikan dan pengalaman itu, kompetensinya di bidang liturgi bukan sekadar pengetahuan, melainkan caranya berada.
Romo Hilde Tanga, yang menyaksikan keseharian Romo Hans di Ritapiret, menggambarkan liturgi sebagai denyut hidupnya. “Ia ketat dengan pedoman Liturgi Gereja,” ujar Romo Hilde. “Ia melakukan itu bukan karena dia adalah dosen liturgi. Tetapi itulah passionnya,” lanjutnya.
Romo Hilde bercerita bahwa salah satu kebiasaan yang paling menonjol tentang pelayanan Romo Hans dalam bidang liturgi adalah atensinya untuk menjadi serem, di setiap “perayaan liturgi besar.”
Dalam tradisi liturgi, seremoniaris atau serem bertugas mengarahkan serta memastikan perayaan berjalan sesuai tata cara. “Hampir di setiap perayaan Ekaristi, ia selalu mau menjadi serem,” cerita Romo Hilde.
“Terlepas dari ada serem utama atau tidak, ia selalu mengambil peran itu. Bukan karena tidak percaya dengan para serem, tetapi karena ia ingin memastikan liturgi dijalankan secara benar,” lanjutnya.
Di Seminari Ritapiret, dalam banyak kesempatan, ia memanfaatkan momen-momen kecil untuk mengajar banyak hal. Seusai misa, ia kadang mengajak para petugas berkumpul sebentar di sakristi. “Ini bacaan harus lebih tenang,” katanya suatu ketika.
“Pukul gong itu jangan seperti melampiaskan dendam.” Atau, “Pastikan tanda salib itu jelas, karena itu simbol iman, bukan kebiasaan refleks.”
Arahan itu singkat, tetapi tertanam lama. Para frater tidak pernah menganggapnya teguran. “Kami menganggapnya bimbingan dari seseorang yang benar-benar bertanggung-jawab dengan apa yang ia ketahui,” ujar Fr. Fano Jenatun, wakil ketua Seksi Liturgi Seminari Tinggi Ritapiret.
Doa dan Harapan untuk Sang Uskup Terpilih
Banyak doa dan harapan hadir dari Rumah Rita. Romo Albert, yang turut mengenal Romo Hans selama di Ritapiret, menyampaikan harapan sederhana.
Ia berharap seluruh keutamaan yang dihidupi Romo Hans selama bertahun-tahun, dari disiplin doa hingga kerendahan hati dalam pelayanan dapat dibawa masuk ke dalam karya kegembalaan yang akan dijalaninya kelak sebagai uskup.
Harapan serupa datang dari Romo Paulus Pati Lewar (Romo Polce), imam Keuskupan Larantuka yang menjadi rekannya. Ia menilai dinamika Gereja Larantuka menuntut keberanian moral dan ketegasan.
“Semoga Romo Hans bisa dengan berani mengambil keputusan dalam menghadapi dinamika Keuskupan Larantuka,” ujarnya, sambil menekankan bahwa pembaruan pastoral membutuhkan pemimpin yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang dalam kebijaksanaan.
Selain itu, Romo Hilde, mewakili Komunitas Seminari Tinggi Ritapiret, menutup wawancara dengan ucapan proficiat yang serta harapan untuk uskup terpilih, Romo Hans.
Ia menegaskan bahwa pelayanan sebagai uskup bukan sekadar jabatan teknis, melainkan panggilan mendalam untuk “menjaga, membimbing, dan menyertai umat,” katanya. Ia berharap Romo Hans meneladani model penggembalaan Yesus Kristus.
Untuk waktu dekat, “saya juga berharap Romo Hans tetap menjaga kesehatan,” ujarnya sambil tersenyum, sadar bahwa hari-hari menuju tahbisan sering membuat calon uskup larut dalam persiapan dan mengabaikan kondisi fisik maupun ketenangan batin.
Bagi Romo Hilde, kesehatan adalah bagian dari kesiapan rohani. Karena itu ia menutup harapannya dengan nada hangat, “Terlebih menjelang tahbisannya sebagai Uskup Larantuka, saya berharap beliau menjalani semuanya dengan hati yang tenang,” sebuah ungkapan yang memantulkan keakraban Ritapiret saat melepas salah satu putranya ke medan penggembalaan yang lebih luas. (*)
Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News
Dominikus Zinyo Darling
Yohanes Hans Monteiro
Uskup Larantuka
Seminari Ritapiret
Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret
Fransiskus Kopong Kung
Silvester San
Mgr Ewaldus Martinus Sedu
Maksimus Regus
Siprianus Hormat
Paulus Budi Kleden
ITFK Ledalero
| Mgr. Hans Monteiro Resmi Memimpin Keuskupan Larantuka, Simak Profil Lengkapnya |
|
|---|
| Uskup Larantuka Terpilih Romo Hans Monteiro Menyapa Umat: Malam Bae Semua |
|
|---|
| Testimoni RD Alfons Wungubelen Teman Angkatan Mgr. Hans Monteiro Semasa di Seminari |
|
|---|
| Sosok Mgr Hans Monteiro, Meraih Gelar Licentiate dan Doktor Liturgi di Universitas Wina |
|
|---|
| Pengangkatan RD Hans Monteiro Jadi Uskup Larantuka yang Baru Disambut Suka Cita |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Uskup-Hans-dan-Para-Uskup.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.