Gubernur NTT Canangkan Transformasi Ekonomi: “Setiap Desa Harus Punya Satu Produk Unggulan”

NTT tidak boleh lagi terus menjadi daerah pembeli, melainkan harus meningkatkan kapasitas produksi dan nilai tambah.

Editor: Sipri Seko
Tribunnews.com/Irfan Hoi
Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena. 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melkiades Laka Lena menegaskan komitmennya untuk membawa NTT memasuki era baru ekonomi berbasis hilirisasi dan industrialisasi. NTT tidak boleh lagi terus menjadi daerah pembeli, melainkan harus meningkatkan kapasitas produksi dan nilai tambah.

Menurutnya  penting kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem ekonomi NTT. “Kita masih membeli lebih banyak daripada bisa menjual. Potensi besar sudah ada, tetapi belum kita intensifkan dengan baik. Karena itu, kita perlu dorong hilirisasi, kita perlu industri, dan kita perlu kerja kreatif bersama,” ujarnya, Senin (24/11). 

Melki memaparkan tiga agenda besar yang akan menjadi fokus percepatan ekonomi NTT. Pertama, One Village, One Product (Satu Desa/Kelurahan Satu Produk). Ia menargetkan 3.137 desa dan ratusan kelurahan di NTT masing-masing memiliki satu produk unggulan yang mampu tembus pasar provinsi. Ini menjadi fondasi pembentukan lebih dari 3.000 produk lokal NTT dalam lima tahun mendatang.

Kedua, One Community, One Product. Setiap komunitas—baik kelompok tani, UMKM, maupun komunitas profesi—did Dorong melahirkan produk hilirisasi sesuai potensi masing-masing. Dan, ketiga One Class, One Product. Sekolah SMA/SMK hingga kampus diharapkan menjadikan hilirisasi sebagai proyek pembelajaran ekonomi nyata.

“Kalau hilirisasi tidak kita lakukan, ekonomi NTT akan stagnan. Kita perlu dunia usaha, Kadin, Apindo, Himpunan Industri, kampus, dan desa untuk bergerak bersama,” ungkap Melki.

Melki juga mengangkat permasalahan pasokan semen yang berkaitan dengan program bedah 31 ribu rumah di NTT, dengan total nilai mencapai Rp157 miliar di tingkat provinsi. Meskipun secara nasional pasokan semen dikabarkan surplus, kebutuhan NTT tetap sangat besar.

Melki menekankan perlunya kebijakan afirmasi bagi pelaku usaha di wilayah timur termasuk NTT, Papua, Maluku dan Sulawesi agar mampu bersaing secara sehat dengan daerah yang lebih maju secara infrastruktur dan logistik. Ia berharap Apindo, Kadin, bersama DPP Apindo dapat menjadi jembatan memperjuangkan afirmasi tersebut ke pemerintah pusat.

Menurut Melki, pertumbuhan industri NTT bergantung pada keberhasilan hilirisasi di tingkat akar rumput. Jika desa mampu menghasilkan produk hilir sektor pertanian, perikanan, maupun peternakan, maka industri pengolahan akan tumbuh mengikuti.

Ia juga menyoroti pentingnya penguatan sektor peternakan yang memiliki potensi besar bagi industri hilir. Pada bagian akhir pernyataannya,dia mengumumkan bahwa NTT akan menandatangani kerja sama ekonomi dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Penandatanganan MoU dijadwalkan berlangsung 25 November 2025 di Mataram. PKS lanjutan akan ditandatangani 22 Desember 2025 di Kupang. Kerja sama ini akan mengatur mekanisme perdagangan lintas provinsi yang lebih seimbang dan saling menguntungkan. (iar) 

 

 

 

Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved