Penelantaran Pasien di Malaka
Keluarga Ungkap Kronologi Dugaan Penelantaran Ibu Melahirkan di Puskesmas Sarina
Keluarga korban mengungkap kronologi rinci mengenai lambatnya respons tenaga medis yang berujung pada meninggalnya bayi dan kondisi kritis
Sesilia juga menambahkan pengurusan surat rujukan itu sangat lambat.
Setibanya di RSPP Betun, kondisi pasien semakin gawat. Adelia langsung dibersihkan sebelum dibawa ke ruang operasi.
“Kami pikir anaknya selamat, karena kami diberitahu bahwa ari-ari keluar duluan,” ujar Sesilia.
Namun tak lama kemudian, dokter memanggil orang tua Adelia. “Dokter bilang anak sudah tidak bisa diselamatkan,” katanya lirih.
Setelah operasi, pasien dipindahkan ke ruang inap, dan sekitar pukul 02.00 Wita, Adelia dipindahkan ke ruang ICU karena kondisinya semakin kritis.
Sesilia menegaskan keterlambatan rujukan adalah akar dari tragedi itu.
“Saat masih di puskesmas itu bidan sempat bilang lebih baik rujuk saja. Kami pun langsung setuju dan tanda tangan, yang penting cepat. Tapi lama sekali, mereka bilang tunggu dokter, tunggu kepala puskesmas. Jadi kami hanya menunggu. Satu malam satu hari baru rujuk. Sampai Betun juga sudah malam. Akhirnya anak kami tidak tertolong,” ungkapnya.
Di rumah duka, keluarga langsung memakamkan bayi tersebut pada Senin kemarin. Sementara sang ibu masih berjuang di ICU dan pada Senin malam 17 November 2025 telah dirujuk ke RS Siloam Kupang.
Hingga kini, pihak Puskesmas Sarina maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka belum memberikan pernyataan resmi terkait peristiwa tersebut. (ito)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Mama-kecil-korban-Sesilia-Eno-memberikan-keterangan-kepada-media.jpg)