NTT Terkini 

Menkes Berang, Akal-akalan Dokter Ambil Rekomendasi tapi Tidak Mengabdi di NTT 

Ia mengatakan, perubahan ini mungkin mengganggu pihak lain, tapi satu sisi justru RS di daerah mendapat sumber daya yang baru.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
PASIEN STROKE - Salah satu pasien stroke usai di operasi di RSUP Ben Mboi Kupang saat pres conference. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Sadikin berang dengan tindakan sejumlah dokter.

Ia mengaku banyak dokter yang hanya mengambil rekomendasi dari di daerah, tapi enggan mengabdi, termasuk di Provinsi NTT. 

Banyak dokter yang hanya melakukan akal-akalan agar bisa mendapat rekomendasi dari daerah untuk bisa mengambil spesialis. Sisi lainnya, mereka tidak melakukan tugas setelah mendapat gelar demikian. 

Budi mengatakan, Indonesia mengalami kekurangan dokter spesialis 70 ribu dan distribusinya tidak merata, bahkan hanya terkonsentrasi di Jakarta. Daerah mengalami kesulitan dengan hal itu, salah satunya di Provinsi NTT. 

"Kementerian Kesehatan ingin meratakan dan menambah dokter spesialis. Bapak Presiden sudah menginstruksikan ke saya untuk menambah 500 sentra pendidikan supaya dokter di NTT yang mau menjadi spesialis tidak berkompetisi dokter di Jawa masuk ke Unair, UI," ujarnya, Sabtu (16/11/2025). 

Baca juga: Operasi Tiga Pasien Stroke di RSUP Ben Mboi Sukses, Menkes Budi Pesan Jaga Kesehatan

Sehingga, Kemenkes akan membuka RS sebagai sentra pendidikan. Salah satunya RS Ben Mboi yang harus melakukan hal itu. Tujuannya agar mengakomodasi dokter dari NTT. Transformasi itu, kata dia, memang banyak pihak yang belum paham. 

Budi mengakui ada orang yang menolak langkah untuk membuka pendidikan lewat RS.

Padahal diluar di Negeri justru membuat terobosan demikian. Jika itu tidak dilakukan, maka RS di daerah kesulitan mendapat dokter spesialis.

Daerah juga kewalahan memeroleh dokter spesialis dari daerah. 

Ia mengatakan, perubahan ini mungkin mengganggu pihak lain, tapi satu sisi justru RS di daerah mendapat sumber daya yang baru.

Harusnya ada kesempatan yang sama bagi para dokter setiap wilayah. 

"Kekurangannya besar sekali. Untuk jantung saja kurangnya mungkin 350-an," kata dia 

Untuk itu sentra pendidikan dengan peralatan lengkap harus dilakukan oleh Kemenkes.

Dengan begitu maka, tidak perlu ada lagi dokter diambil dari RS yang lebih besar seperti di Jakarta. Sehingga dokter spesialis yang ada tidak perlu lagi keluar dari dari NTT. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved