NTT Terkini

RSUP Ben Mboi Kupang Berhasil Operasi Tiga Pasien Stroke 

Direktur RSUP Ben Mboi, dr Annas Ahmad menyebut tiga pasien itu berasal dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Manggarai Timur dan Kota Kupang

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
PASIEN - Salah satu pasien stroke usai di operasi di RS Ben Mboi. Dokter Donny Argie sedang memberi penjelasan tentang operasi stroke.  

Obrin mengatakan, layanan Bypass atau bedah pintas saat ini sudah tersebar di 9 Provinsi yang memberikan pelayanan serupa. Sementara itu, layanan Clipping sudah mampu dilakukan pada 29 Provinsi di Indonesia. 

"Colling itu target kita 2029, nanti 514 Kabupaten/Kota mampu lakukan. Sekarang kita di posisi 68. Stroke itu bukan stroke pendarahan ini, ada stroke sifatnya sumbatan, itu kita lakukan kalau Kabupaten/Kota sudah mampu," ujarnya. 

Secara global, kata dia, setiap lima detik ada satu orang terkena stroke. Kondisi yang sama juga terjadi di Indonesia. Justru, terjadi peningkatan sekitar 20 persen sejak 2013 hingga 2023.

"Stroke ini kasus tiga terbesar. Pertama jantung, kedua kanker. Penyebab kematian paling banyak (stroke) sehingga kita harus cepat tangani. Sehingga fasilitasnya harus kita dekatkan," ujarnya. 

Donny Argie, dokter bedah dalam kesempatan itu mengatakan, operasi ini berlangsung dari 4-12 jam dengan 5 hingga 7 dokter dari tiga RS. Ia bercerita, operasi paling sulit pada layanan Bypass. 

Baca juga: Bedah Jantung Terbuka Perdana Sukses, RSUP Ben Mboi Kupang Komit Dekatkan Layanan

"Pembuluh darah di permukaan kita sambung ke pembuluh darah dalam otak. Untuk memastikan aliran darah untuk dalam otaknya," tuturnya. 

Operasi ini, menurut dia, paling tidak membantu sekaligus menekan angka kematian akibat stroke. Pada pasien lainnya, Vito Alesandro Leo (23) terdapat pembuluh darah yang pecah akibat jatuh. Itu menyebabkan gangguan pada pembuluh darah di otak. 

Mereka kemudian melakukan menggantikan aliran pembuluh darah pada daerah pipi. Sebab, pembuluh darah sebelum dalam kondisi tidak baik. Pembuluh darah yang tidak baik itu dijepit dan akan mengecil dengan sendirinya. 

"Itu agak rumit, lama dan betul-betul ketelitian. Dan itu kerja sama tim. Resikonya relatif tidak ada, sambung pembuluh darah kita sudah pastikan, sambungannya bagus, tinggal dijaga," katanya. 

Dia mengatakan, operasi ini sangat membutuhkan mikroskop. Sebab, ukuran pembuluh darah itu sangat kecil. Dengan begitu maka tindakan akan dilakukan lebih mudah. 

"Banyak paradigma, operasi kepala itu bedah kepala itu. Orang takut. Operasi bedah saraf itu hanya segini saja. Pemulihan 7-14 hari. Setelah ini, justru malah boleh aktif lagi," ujarnya. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved