NTT Terkini 

IPACS 2025: Laut Tak Pernah Memisahkan Kita,Indonesia Teguhkan Jembatan Budaya Pasifik

Momentum ini menandai babak baru kolaborasi budaya di kawasan yang kaya akan warisan, tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
GENERASI MUDA - Pose Generasi Muda dari 13 Negara yang mengikuti Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025 di Kupang, 

Pidato Fadli Zon di IPACS 2025 mengalir seperti narasi sejarah maritim. Ia menelusuri jejak persaudaraan budaya dari Kiribati hingga Vanuatu, dari Papua Nugini hingga Timor-Leste, menunjukkan bagaimana setiap pulau menyimpan hikmah dan warisan yang saling bersambung.

“Dari peta stick charts di Kepulauan Marshall, lukisan pasir Vanuatu, hingga tarian tebe-tebe di Timor, semuanya adalah bahasa universal yang menenun jati diri kita sebagai komunitas samudra,” ungkapnya.

Fadli juga menyinggung kebanggaan Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua dunia rumah bagi fosil Homo erectus dan lukisan gua tertua berusia 51.200 tahun di Sulawesi.

 “Ini bukan hanya sejarah manusia Indonesia, tapi sejarah dunia,Dari sinilah lahir teori Out of Nusantara  bahwa migrasi manusia purba juga berasal dari dan menuju kawasan ini. Pasifik adalah koridor pengetahuan, bukan perbatasan,” ujarnya. 

IPACS 2025 tidak hanya tentang pelestarian, tetapi juga penguatan industri kreatif dan budaya sebagai pilar ekonomi baru. Nilai ekonomi budaya global kini mencapai USD 4,3 triliun, dan Indonesia tengah menunjukkan momentum luar biasa.

Industri layar dan film nasional, misalnya, diproyeksikan berkontribusi US$9,8 juta terhadap PDB pada 2027 dengan pertumbuhan lapangan kerja 14 persen per tahun. Produk wastra seperti batik, tenun, dan songket juga terus menembus pasar dunia.

“Budaya menemukan napas baru di tangan generasi muda,” kata Fadli. “Di Indonesia, 30 % penduduk berusia di bawah 30 tahun; di Pasifik, hampir 45 % di bawah 25 tahun. Mereka inilah pelaut masa depan — penenun kisah baru lintas lautan.”

Sebagai penutup hari pertama, IPACS 2025 menghadirkan acara budaya dan penampilan musik serta tarian kolosal yang merayakan warna-warni budaya Pasifik. Denting alat musik tradisional berpadu dengan ritme modern, melambangkan pertemuan antara warisan dan masa depan.

IPACS 2025 bukan sekadar forum budaya ia adalah pernyataan geopolitik identitas Indonesia adalah bagian dari Pasifik, dan Pasifik adalah bagian dari Indonesia. Sebagaimana dikatakan Fadli Zon,

“Laut tidak memisahkan kita. Laut justru menuntun kita untuk saling menemukan kembali," ujar Fadli Zon. (iar) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved