NTT Terkini

Warga Syukuri Santunan dan Hadirnya Bendungan Manikin

Sarlince Besi hanya memiliki lahan kecil yang terkena proyek pembangunan jalan menuju bendungan, mengaku bersyukur atas perhatian pemerintah

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
Masyarakat Kabupaten Kupang menunggu penerimaan Santunan Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Bendungan Manikin di Hotel Aston Kupang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, Kupang — Wajah sumringah terpancar dari beberapa warga, Sarlince Besi salah satu warga Desa Oepuah penerima santunan dampak pembangunan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang.
 
Sarlince Besi hanya memiliki lahan kecil yang terkena proyek pembangunan jalan menuju bendungan, mengaku bersyukur atas perhatian pemerintah.

“Dulu waktu awal mau buka bendungan, saya juga hadir. Kami senang karena jalannya jadi bagus, dan nanti kalau bendungan sudah jadi, airnya juga bisa kami pakai untuk sawah,” ujad Sarlince  Jumat (7/11).

Sarlinve Besi, yang sehari-hari bertani mengaku kehidupan masyarakat di wilayahnya dulu tidak mudah.

Air sulit, jalan rusak, dan lahan pertanian sering kekeringan. Karena itu, pembangunan Bendungan Manikin disebutnya membawa harapan baru.

“Dulu kami krisis air, jalan juga rusak. Sekarang semuanya diperbaiki. Pemerintah juga masih kasih kami santunan, jadi kami bersyukur,” ujarnya.

Sarlince Besi mengatakan, lahan miliknya yang digunakan untuk pembangunan hanya sebatas jalan, sekitar 20 meter. Dari tanah kecil itu, ia menerima santunan senilai Rp60 juta yang disalurkan melalui BRI.

“Yang saya terima ini hanya untuk batas jalan saja. Tidak banyak, tapi kami bersyukur. Pemerintah masih ingat kami,” ungkapnya.

Sarlince Besi uang santunan sebagian akan disisihkan untuk pendidikan ketiga anaknya yang masih sekolah, dan sebagian lagi untuk menambah modal warung kecil yang sudah lama ia kelola.

“Uangnya mau saya pakai untuk anak-anak kuliah dan sekolah. Ada juga yang sudah semester dua. Kalau bisa, nanti tambah modal untuk warung,” ujar Sarlince.

Namun perjalanan untuk sampai ke tahap penerimaan santunan tidak mudah Sarlince  mengaku butuh waktu lima tahun sejak awal proses hingga akhirnya menerima uang santunan tersebut.

“Awalnya kami sempat merasa dipersulit. Banyak yang tanya-tanya, kok uangnya belum keluar. Tapi saya bilang, uang pemerintah itu kan ada jalurnya, jadi sabar saja. Sekarang akhirnya kami terima,” ungkapnya.

Baca juga: Pemerintah Salurkan Santunan Rp 15 Miliar bagi 160 Warga Terdampak Pembangunan Bendungan Manikin

Meski telah menerima haknya, Sarlince Besi tetap menitipkan harapan kepada pemerintah agar manfaat bendungan benar-benar dirasakan masyarakat sekitar.

“Harapan kami, air bendungan ini bisa berdampak positif untuk masyarakat di sekitar karena kami juga butuh air. Kalau bisa ada penyaringan, biar kami bisa pakai untuk tanam sayur atau hortikultura. Penuhi dulu masyarakat di sekitar sini,” ujarnya. 

Sementara itu Fery Masu warga Baumata Timur juga mengatakan impiannya desa Baumata bisa memiliki pariwisata terwujud.

"Supaya orang-orang luar juga bisa ke kami lihat bendungan Temen tidak hanya berkunjung ke bendungan Tilong," ungkapnya.

Ia juga mengatakan harapannya kebutuhan air bisa meningkat dan membantu warga. (iar)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved