Berita Viral

Viral NTT, 6 PSK di Maumere Diamankan, 4 Diantaranya Menderita PMS Sifilis

Sahabat Tribunners kabar menghebohkan dari Kota Maumere Provinsi NTT. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sikka

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Yeni Rahmawati
TRIBUNNEWS.COM
ILUSTRASI - 6 pekerja seks komersil (PSK) Maumere diamankan Sat Pol PP, Kamis (30/10/2025). 

POS-KUPANG.COM - Sahabat Tribunners berikut ini Berita Viral NTT yang dilansir dari media sosial.

Isi video berita ViralLokal hari ini dilansir POS-KUPANG.COM dari akun instagram @ntt.update Kamis (30/10/2025).

Sahabat Tribunners kabar menghebohkan dari Kota Maumere Provinsi NTT.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sikka mengamankan enam pekerja seks komersial (PSK) dari sebuah rumah di Jalan Teka Iku, Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur,

Keenam PSK tersebut kemudian menjalani pemeriksaan medis di Puskesmas Beru, Kelurahan Kota Baru..

Hasil pemeriksaan medis sungguh mencemaskan, pasalnya terungkan empat dari enam PSK tersebut positif mengidap penyakit menular seksual (PMS) jenis Sifilis dan seorang PSK diketahui sedang hamil.

Kepala Seksi Pengawasan, Pembinaan, dan Penyuluhan Satpol PP Sikka, Yosef Nong, mennyampaikan penangkapan itu bermula dari laporan warga soal kasus pencurian.

Baca juga: Viral NTT, Pengakuan Sadis 17 Terdakwah yang Menyiksa Alm Prada Lucky Namo

Salah satu PSK dipergoki mencuri di rumah warga.

Saat diamankan, warga justru mengenali pelaku sebagai sosok yang kerap “beroperasi” di kawasan Maumere.

“Setelah dibawa ke kantor Satpol PP dan dimintai keterangan, terungkap lima dari enam perempuan itu memang sering beraktivitas di sejumlah losmen, kos, dan hotel di wilayah kota,” tukasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah satu PSK juga merupakan anggota sindikat pencuri yang kerap beraksi di rumah warga dan kios.

“Ya, dia sering mencuri uang dan barang dagangan. Sudah cukup lama dilaporkan warga,” ujarnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, para PSK ini mematok tarif mulai Rp 300.000 hingga Rp 500.000 sekali kencan.

Mereka biasa memulai transaksi di sekitar Monumen Tsunami, sebelum berpindah ke penginapan sesuai permintaan pelanggan.

Namun yang lebih memprihatinkan, sebagian besar pelanggan disebut tidak menggunakan alat pelindung, sehingga berisiko tinggi menularkan penyakit seksual.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved