NTT Terkini

Bimtek SIMFONI PPA NTT Peserta Dibekali Pengetahuan Etika dan Manajemen Kasus Anak 

Refleksi menjadi ruang penting untuk memastikan peserta memahami langkah yang sudah dilakukan dan mengenali bagian yang perlu diperkuat

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN
DISKUSI- Peserta tengah berdiskusi dalam kegiatan Internalisasi Manajemen Kasus dan Bimbingan Teknis Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), Rabu (15/10/2025) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terus memperkuat kapasitas layanan perlindungan anak di daerah.

Melalui kegiatan Internalisasi Manajemen Kasus dan Bimbingan Teknis Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), para peserta dibekali dengan keterampilan teknis sekaligus pemahaman etika dalam menangani kasus perlindungan anak.

Kegiatan yang didukung oleh UNICEF ini berlangsung selama empat hari, 14–17 Oktober 2025, di Aula Dinas Sosial Provinsi NTT, Kupang, dan diikuti oleh peserta dari UPTD PPA Provinsi NTT, Kota Kupang, dan Kabupaten Kupang.

Pada hari kedua pelatihan, Rabu (15/10/2025), pembahasan difokuskan pada pendalaman teknis manajemen kasus anak, mulai dari tahap identifikasi hingga penyelesaian.

Pendalaman Teknis Penanganan Kasus Anak

Hari kedua dibuka dengan sesi refleksi yang dipandu oleh perwakilan UNICEF, Cendy Adam, yang mengajak peserta meninjau kembali pembelajaran dari hari sebelumnya.

“Refleksi menjadi ruang penting untuk memastikan peserta memahami langkah yang sudah dilakukan dan mengenali bagian yang perlu diperkuat,” ujarnya.

Baca juga: DP3AP2KB NTT dan UNICEF Gelar Bimtek Penguatan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak

Materi inti kemudian dibawakan oleh  Paulina dari UPTD PPA Provinsi NTT, dengan topik Identifikasi Kasus Perlindungan Anak.

Ia menekankan pentingnya kepekaan petugas lapangan dalam mengenali tanda-tanda kekerasan, mendeteksi situasi berisiko, serta memahami kondisi sosial dan psikologis anak.

Berikutnya, Nur dari UNICEF membawakan sesi Assessment Anak, yang menekankan pentingnya penilaian komprehensif sebelum intervensi dilakukan.

“Proses asesmen bukan sekadar administrasi, tetapi cara memahami dunia anak dan menemukan solusi yang berpihak pada mereka,” jelasnya.

Usai istirahat siang, Jefry dari UPTD PPA memandu materi Penyusunan Rencana Intervensi dan Pelaksanaan Intervensi, Monitoring, Evaluasi, serta Terminasi.

Baca juga: Pekan ASI Sedunia 2025: UNICEF, PERSAGI NTT dan DINKES Kampanye Dukung Ibu Menyusui di Kota Kupang

Peserta diajak menyusun rencana penanganan yang sistematis, berorientasi pada kebutuhan individu anak, serta memastikan setiap tahapan intervensi dievaluasi hingga kasus dinyatakan selesai.

Etika dan Nilai Kemanusiaan

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved