Gerakan Orangtua Asuh BKKBN
BKKBN NTT Sukses Perangi Stunting Melalui Program Gerakan Orang Tua Asuh 'Genting'
Untuk mempermudah keterlibatan masyarakat, BKKBN NTT menyediakan sistem pendaftaran Orang Tua Asuh melalui tautan berbarcode
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses memerangi stunting melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah stunting (Genting).
Melalui program ini BKKBN NTT berhasil melampaui presentase capaian jumlah sasaran penerima program.
Program yang diluncurkan setahun lalu ini telah menjangkau 41.569 penerima manfaat, atau 145,3 persen dari target awal 28.615 penerima.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Faizal Fahmi, menyampaikan capaian tersebut dalam momentum peringatan satu tahun peluncuran Genting, usai kegiatan nonton bersama Talkshow Solidaritas Genting di Kantor BKKBN Provinsi NTT, Rabu (15/10/2025).
“Genting ini diluncurkan tahun lalu sebagai salah satu bentuk gotong royong nasional untuk membantu keluarga berisiko stunting. Prinsipnya, semua pihak bisa terlibat tanpa harus mengandalkan dana APBN, APBD, atau dana desa,” ujar Faizal.
Baca juga: BKKBN NTT Kunjungi ke Keluarga Berisiko Stunting di Kota Kupang
Program Genting merupakan salah satu quick win BKKBN dalam percepatan penurunan stunting melalui pendekatan gotong royong masyarakat.
Fokusnya adalah memberikan bantuan gizi dan edukasi kepada keluarga berisiko stunting, terutama pada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia 0–23 bulan dari keluarga kurang mampu.
Selama setahun pelaksanaan, Genting NTT mencatat berbagai bentuk bantuan yang disalurkan, di antaranya 1.065 bantuan nutrisi, 590 bantuan air bersih, 1 unit rumah tidak layak huni, 11 bantuan jamban sehat, dan 39.902 penerima manfaat bantuan edukasi.
Menurut Faizal, aspek edukasi menjadi perhatian utama karena masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya gizi seimbang, padahal NTT memiliki sumber pangan bergizi tinggi seperti ikan dan daun kelor.
Menariknya, program Genting sama sekali tidak menggunakan dana pemerintah. Seluruh kegiatan didanai melalui partisipasi masyarakat, komunitas, dan sektor swasta, termasuk melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Baca juga: BKKBN NTT Luncurkan Program Taman Asuh Sayang Anak
“Dana Genting murni berasal dari gotong royong para mitra, mayoritas dari perorangan, tanpa sedikit pun menggunakan APBN atau APBD,” tegas Faizal.
Hingga saat ini, BKKBN NTT telah menggandeng lebih dari 870 mitra, terdiri dari organisasi, perusahaan, dan individu.
“Yang paling banyak memang dari perorangan. Ada yang membantu satu bulan, dua bulan, tiga bulan sesuai kemampuan mereka,” tambahnya.
Untuk mempermudah keterlibatan masyarakat, BKKBN NTT menyediakan sistem pendaftaran Orang Tua Asuh melalui tautan berbarcode serta melalui penyuluh KB di seluruh desa dan kabupaten/kota.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Kepala-BKKBN-NTT-bicara-soal-stunting.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.