NTT Terkini
Prospek Agribisnis Ubi Kayu di NTT
Prospek agribisnis ubi kayu cukup baik mengingat kebutuhan ubi kayu yang tinggi dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah.
Sehingga keberadaan ubi kayu menjadi kebutuhan yang selain untuk memenuhi pangan dan industri, juga menjadi sumber penghasilan bagi petani yang mengusahakannya.
Ubi kayu sebagai tanaman budidaya menjadi salah satu komoditi unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebab ubi kayu adalah tanaman yang tidak membutuhkan syarat tumbuh yang rumit dan sarana produksi yang sangat rendah sehingga ini akan menjadi solusi bagi petani yang memiliki lahan tidak produktif untuk mendapatkan nilai tambah dalam meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Namun yang sering menjadi permasalahan adalah petani ubi kayu justru umumnya miskin dan membutuhkan upaya penanganan khusus.
Karakteristik usaha tani ubi kayu yang spesifik membutuhkan upaya khusus untuk menambah pendapatan usaha taninya sehingga menjadi tidak miskin lagi.
Tingkat keberhasilan dari upaya tersebut agar dapat terukur dan tepat sasaran diperlukan model pemberdayaan petani ubi kayu.
Begitu juga dalam proses pemasaran terdapat lembaga-lembaga pemasaran dari produser ke konsumen yang terlibat dalam saluran pemasaran, sehingga terjadi perbedaan harga yang diterima produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen.
Perbedaan harga tersebut disebabkan adanya biaya dan keuntungan pemasaran dan pada umumnya semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam biaya pemasaran atau rantai pemasarannya semakin panjang, maka perbedaan harga tersebut semakin besar, sehingga akan mendapat share (bagian harga) yang lebih rendah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Efandri Agustian, S.E., M.M sebagai Peneliti dari Universitas Nusa Cendana, mencoba melakukan penelitian tentang sebab-sebab faktor diatas bisa terjadi dan bagaimana solusinya.
Lewat Penelitian yang dilakukannya bersama Marisi, S.STP, MM yang juga merupakan Akademisi yang berfokus pada Manajemen Supply Chain khususnya untuk Teknologi hasil Pertanian, dan Lia Nur Fadhilah, S.E., M.M serta Midian Sihombing, MBA. Mereka melakukan Analisa dan menemukan permasalahan bahwa Proses Supply Chain dari Petani sampai ke konsumen melibatkan 7 pelaku utama yang menyebabkan proses ini berjalan begitu lama yaitu, Petani, Pedagang Pengumpul, Agen Kecil, Agen Besar, Pengecer, Pasar Modern dan Konsumen. Oleh karena itu kedepan, Pemerintah perlu mengambil Langkah melalui interpensinya agar Petani Ubi Kayu dapat merasakan kesejahteraannya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.