NTT Terkini 

Remitansi PMI NTT Capai Rp 57,42 Miliar, BI Dorong Pemanfaatan Layanan Digital Resmi

Namun di balik peluang tersebut, masih banyak pekerja migran yang menggunakan jalur pengiriman uang ilegal yang berisiko merugikan.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sukses Gelarkan Kegiatan Lentera bersama 100 pekerja migran di NTT pada Rabu (1/910/20250. 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Potensi remitansi dari pekerja migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin besar.

Data yang dihimpun dari BNI Kupang, BNI Maumere, dan Kantor Pos Cabang Utama Kupang menunjukkan hingga Agustus 2025 total remitansi mencapai Rp57,42 miliar.

Nilai itu menjadikan remitansi sebagai salah satu penopang penting perekonomian daerah, sekaligus sumber devisa nasional terbesar kedua setelah migas. 

Namun di balik peluang tersebut, masih banyak pekerja migran yang menggunakan jalur pengiriman uang ilegal yang berisiko merugikan.

Ketua Tim Kerja Pemberdayaan BP3MI NTT Ujang Agus Sugema mengatakan penggunaan jalur tidak resmi seperti melalui calo atau titipan sesama pekerja masih sering terjadi. 

Baca juga: 96 Pekerja Migran Indonesia Asal NTT Meninggal Dunia, Mayoritas Berstatus Ilegal


“Risikonya besar. Uang bisa hilang, nilai tukar tidak jelas, dan tidak ada perlindungan. Karena itu kegiatan edukasi ini penting agar PMI dan keluarganya bisa lebih bijak, memanfaatkan jalur resmi, dan mengelola remitansi untuk hal produktif,” ungkapnya, Rabu (1/10/2025).

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT menggagas program LENTERA (Literasi Keuangan Digital untuk Tenaga Migran Indonesia) yang  digelar pada Rabu (1 /10/2025) di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang.

Deputi Kepala Perwakilan BI NTT Rio Khasananda, mengatakan peningkatan jumlah PMI asal NTT menunjukkan potensi sekaligus tantangan yang perlu diantisipasi. 

Berdasarkan data BPS, jumlah PMI asal NTT pada 2024 mencapai 1.401 orang, naik 7 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Sayangnya literasi keuangan dan digital PMI masih rendah. Banyak yang terjebak jalur remitansi ilegal dengan biaya tinggi dan rawan penipuan. Karena itu BI mendorong penggunaan layanan resmi dan berizin, termasuk melalui inovasi pembayaran digital QRIS Cross Border,” ungkap Rio.

Dengan QRIS lintas negara, lanjut Rio, pekerja migran bisa bertransaksi lebih cepat, aman, dan murah. 

“Harapannya PMI asal NTT semakin terlindungi, cerdas, dan mandiri secara ekonomi. Sinergi lintas lembaga, pemerintah daerah, hingga komunitas PMI menjadi kunci untuk mencapainya,” ujarnya.

Selain mengedukasi soal keamanan remitansi, kegiatan LENTERA juga akan membekali PMI dan keluarganya dengan keterampilan mengelola uang untuk tujuan produktif. 

“Banyak yang pulang tapi tanpa hasil. Kami dorong agar remitansi digunakan untuk usaha, investasi, atau membangun rumah, bukan habis untuk konsumsi sesaat,” tambah Ujang.

Melalui kegiatan ini, Bank Indonesia NTT berharap Kupang bisa menjadi pusat edukasi dan informasi bagi pekerja migran, sekaligus mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja formal asal NTT di luar negeri yang berpotensi memperoleh penghasilan lebih tinggi. (iar)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved