NTT Terkini
Pengamat Politik Sebut Konferda PDIP NTT Bukan Tentang Siapa Memimpin
Rudi berpandangan, Konferda akan berjalan baik dengan standar seperti lazimnya Konferda PDI Perjuangan diberbagai tempat.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana (Undana) Rudi Rohi menyebut pelaksanaan Konferensi Daerah (Konferda) DPD PDI Perjuangan tidak sekadar siapa memimpin.
Rudi berpandangan, Konferda akan berjalan baik dengan standar seperti lazimnya Konferda PDI Perjuangan diberbagai tempat.
Isu-isu publik dan kemaslahatan masyarakat akan jadi wacana prioritas. Ini menjadi corak PDI Perjuangan
Rudi mengatakan, sejumlah nama yang sudah mendaftar memiliki peluang yang sama menjadi Ketua DPD PDI Perjuangan NTT. Sebab, semua adalah kader PDI Perjuangan.
"Saya kira yang diperlukan bukan siapa yang akan memimpin," kata Rudi, Rabu (17/9/2025).
Baca juga: Nama Emi Nomleni dan Ansy Lema di Pertarungan Ketua DPD PDI Perjuangan NTT
Lebih dari itu, kata Rudi, pemimpin itu bisa berbuat, bekerja sama atau gotong royong, ataupun membesarkan partai. Terlebih, membawa PDI Perjuangan menyelesaikan masalah kerakyatan.
Sementara itu, Yohanes Jimmy Nami, pengamat Politik lainnya berpandangan, konferda VI PDIP NTT menjadi salah satu momentum bagi parpol ini untuk melakukan evaluasi dalam rangka penguatan parpol.
"PDIP sebagai salah satu partai yang cukup mapan dalam menjaga ideologinya tentu punya kepentingan yang kuat di NTT," kata Jimmy.
Untuk itu, PDI Perjuangan punya agenda agar menjadi salah satu partai yang semakin berkembang, melalui internalisasi ideologi juga melalui distribusi kader yang diharapkan lahir dari penanaman nilai ideologi PDIP itu sendiri.
Sebagai partai kader, kata Jimmy, PDI Perjuangan butuh banyak pembenahan. Penguatan pada level institusi dan juga kerja politik yang nyata dalam masyarakat melalui representasi kadernya.
Jimmy menanggapi, DPD PDI Perjuangan NTT dibawah kepemimpinan Emi Nomleni. Ia menilai PDI Perjuangan NTT cukup eksis dalam hal perolehan suara dan selalu menempati urutan pertama.
"Namun akselerasinya sebagai partai penyeimbang pemerintah belum cukup nampak pada level lokal NTT," sambung dia.
Demikian juga dengan aktifitas politik PDIP sebagai kontributor dalam pemerintah belum cukup nyata dan kuat untuk menampilkan PDIP sebagai partai kader yang berjuang bersama rakyat NTT.
Menurut dia, pasca Pemilu dan Pilkada 2024, bida jadi cermin politik bagi PDIP untuk meletakkan kembali arah kebijakan masa depan PDIP.
"Evaluasi dan proyek sebagai sebuah parpol tentu tidak hanya diletakkan pada kepentingan jangka pendek 2029 saja, atau sekedar dari Pemilu ke Pemilu berikutnya," ujarnya.
Akan tetapi, jauh lebih penting adalah menjadikan PDIP menjadi partai masa depan yang bisa menjadi solusi bagi semua generasi dan lintas kepentingan bagi pembangunan NTT yang lebih baik.
"Peluang estafetnya ya polarisasinya ada pada Emi Nomleni dan Ansy Lema. Tergantung proyeksi DPP maupun asa politik yang dinamis pada level pengurus PDIP NTT," tambah Jimmy. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.