NTT Terkini

Pelaku Usaha Harus Mampu Identifikasi Peluang Bisnis

Menurut Jusuf, salah satu persoalan mendasar yang dihadapi wirausaha di NTT adalah keterbatasan dalam mengenali dan menangkap peluang usaha.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi NTT, Dr. Drs. Jusuf Lery Rupidara, M.Si, dalam kegiatan Intensive Lab Startup Acceleration 2025 yang diselenggarakan Kementerian UMKM di Kristal Hotel Kupang, Jumat (12/9/2025) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi NTT, Dr. Drs. Jusuf Lery Rupidara, M.Si, menegaskan pentingnya kemampuan pelaku usaha dalam mengidentifikasi peluang bisnis dan memanfaatkan mentoring sebagai kunci penguatan wirausaha lokal. 

Hal ini ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam kegiatan Intensive Lab Startup Acceleration 2025 yang diselenggarakan Kementerian UMKM di Kristal Hotel Kupang, Jumat (12/9/2025).

Menurut Jusuf, salah satu persoalan mendasar yang dihadapi wirausaha di NTT adalah keterbatasan dalam mengenali dan menangkap peluang usaha.

“Mengidentifikasi peluang itu tidak mudah bagi kita di NTT. Karena itu, kegiatan Intensive Lab ini sangat penting. Selain membuka ruang identifikasi, juga menyediakan mentoring yang dibutuhkan pelaku usaha untuk memperkuat bisnisnya,” ujarnya.

Jusuf menekankan, pelatihan ini bukan hanya untuk peserta yang hadir, tetapi harus ditularkan kembali kepada pelaku UMKM lain di daerah.

“Kegiatan ini diikuti sekitar 30 peserta, padahal jumlah UMKM di NTT mencapai 360 ribu. Karena itu, harapan saya para peserta bisa menjadi mentor bagi yang lain. Dengan begitu, manfaat kegiatan ini bisa menyebar lebih luas,” katanya.

Ia menambahkan, posisi ekonomi NTT saat ini masih lemah, dengan PDRB per kapita yang relatif kecil dibanding rata-rata nasional. 

Baca juga: Intensive Lab Startup Acceleration 2025 Hadir di Kupang, Perkuat Ekosistem Kewirausahaan Lokal

Karena itu, setiap inisiatif peningkatan kapasitas UMKM harus diarahkan agar memberi dampak berantai pada perekonomian daerah.

Dalam pengamatannya, geliat ekonomi kreatif di NTT masih terbatas pada beberapa sektor seperti kuliner, kerajinan, dan fashion. Padahal, menurutnya, ada banyak peluang lain yang bisa digarap seperti animasi, desain, publikasi, hingga game.

“Ekonomi kreatif menjual inovasi dan cara pikir. Nilainya tinggi sekali, tetapi di NTT belum berkembang optimal. Karena itu, pelatihan ini penting agar kita tidak hanya ikut arus, tetapi mampu melakukan diferensiasi usaha,” tegasnya.

Selain itu, Jusuf juga menyinggung delapan potensi unggulan ekstraktif NTT yang belum dikelola maksimal, yakni kopi, kakao, garam, rumput laut, sapi, pariwisata, serta energi baru dan terbarukan.

“Potensinya hebat, tapi pengelolaannya belum kuat. Di sinilah skill dan kelembagaan menjadi kunci. Melalui Intensive Lab, peserta diharapkan bisa menemukan cara mengelola potensi tersebut dengan pendekatan inovatif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Jusuf berharap, kegiatan Intensive Lab tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga menjadi momentum untuk membangun jaringan, memperkuat kolaborasi, dan menumbuhkan wirausaha baru di NTT.

“Saya berharap peserta mengikuti mentoring ini dengan serius, agar hasilnya bisa menelurkan usaha-usaha baru yang tangguh dan berbeda. Dengan begitu, ekonomi NTT bisa lebih bergeliat, baik dari sektor ekstraktif maupun ekonomi kreatif,” pungkasnya. (uan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved