Berita Viral

Pengganti Kasek SMPN 11 Kupang Benarkan Kasus Kekerasan oleh Mantan Kasek

PLT Kasek SMP Negeri 11 Kota Kupang, Emanuela Mariella Igo Leke membenarkan tindakan kekerasan terhadap siswa oleh eks Kasek Warmansyah

POS-KUPANG. COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
MARIELA - Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Kota Kupang, Emanuela Mariella Igo Leke 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG — Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Kota Kupang, Emanuela Mariella Igo Leke membenarkan terjadinya tindakan kekerasan terhadap siswa oleh Warmansyah mantan kepala sekolah yang kini telah diberhentikan.

Kejadian tersebut berlangsung pada 19 Agustus 2025, dan melibatkan sembilan siswa kelas 9 yang berusia antara 14 hingga 15 tahun.

Dalam keterangannya, Emanuela Mariella Igo Leke mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi di dalam kelas saat para siswa sedang membersihkan ruangan pada pagi hari sebelum kegiatan belajar dimulai.

"Sebagian siswa berada di luar, sebagian di dalam kelas. Saat itulah tindakan kekerasan terjadi," ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Rabu (3/9).

Baca juga: Wali Kota Kupang Nonaktifkan Kepsek SMPN 11 Usai Dugaan Kekerasan Terhadap Siswa

Salah satu siswa dilaporkan mengalami luka gores di bagian wajah yang diduga akibat tindakan mantan kepala sekolah tersebut. Kasus ini kemudian menjadi viral di media sosial dan memicu kemarahan masyarakat.

Warmansyah Mantan kepala sekolah SMP Negeri 11 Kupang resmi dinonaktifkan pada 2 September 2025 oleh Wali Kota Kupang, Christian Widodo menyusul laporan dari orang tua siswa. 

Mariella Leke yang baru sehari menjabat sebagai PLT kepala sekolah mengaku bahwa tindakan tersebut ternyata sudah sering terjadi sebelumnya.

Namun, para guru tidak diberikan ruang diskusi oleh mantan kepala sekolah untuk membahas atau menyelesaikan masalah tersebut.

"Sebagai guru, kami tahu kejadian-kejadian itu, tapi kami tidak diberi ruang untuk menyampaikan. Kami hanya bisa menunggu waktu yang tepat sampai akhirnya kebenaran terungkap," ungkap Mariella. 

Baca juga: Wali Kota Kupang Imbau Sekolah Cegah Kekerasan Fisik dan Verbal

Ia juga menyebutkan bahwa banyak guru sebenarnya telah menyaksikan kejadian tersebut, namun belum memiliki keberanian untuk melapor karena rasa takut dan kekhawatiran akan dampak terhadap pekerjaan mereka.

Setelah kejadian viral itu, banyak siswa merasa tidak nyaman bahkan takut untuk berinteraksi dengan guru, terutama siswa yang orang tuanya melapor. Salah satu siswa bahkan mengaku merasa trauma saat bertemu dengan guru.

"Saya meyakinkan siswa tersebut bahwa tidak perlu takut. Tindakan kekerasan harus dilaporkan dan diproses sesuai hukum," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa bila di masa depan dirinya melakukan kesalahan, ia membuka diri untuk dikritik dan dikoreksi. 

Baca juga: LIPSUS: Dansatgas Bawa Kado untuk Paulus Taek Oki, korban penembakan UPF

"Pintu saya selalu terbuka untuk masukan dari siswa maupun guru. Semua harus dikomunikasikan agar bisa diperbaiki bersama," ungkap Mariella.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved