NTT Terkini
Dinkes Antisipasi Kejadian Luar Biasa Campak di Provinsi NTT
Adriany mengatakan, kondisi ini dipicu masih banyaknya anak yang belum mendapatkan imunisasi akibat adanya penolakan imunisasi.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di wilayah NTT.
Kepala Dinas Kesehatan NTT drg Iien Adriany,M. Kes, Selasa, (2/9/2025) menyebut, pihaknya bersama pemerintah daerah, puskesmas, rumah sakit, serta mitra lintas sektor terus melakukan langkah cepat, terukur, dan terkoordinasi untuk mencegah serta memitigasi potensi KLB campak.
Menurut dia, campak adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penularan terjadi melalui percikan ludah (droplet) saat batuk, bersin, berbicara, maupun melalui cairan hidung.
Penyakit ini paling menular dalam kurun waktu kurang dari empat hari setelah munculnya ruam kemerahan. Gejala awal campak biasanya berupa demam, batuk, pilek, dan radang mata (konjungtivitis).
"Dua hingga empat hari setelahnya, muncul ruam kemerahan di kulit," katanya.
Baca juga: Dinas Kesehatan NTT Ajak Masyarakat Periksa TB
Pada sebagian kasus, campak dapat menimbulkan komplikasi serius seperti diare, pneumonia (radang paru), radang otak (ensefalitis), hingga kebutaan, terutama pada anak dengan gizi kurang atau daya tahan tubuh rendah.
Sebagai pembelajaran nasional, KLB campak saat ini dilaporkan terjadi di Kabupaten Sumenep dengan 2.268 kasus suspek campak dan 17 balita meninggal. Hal itu berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumenep, 26 Agustus 2025.
Adriany mengatakan, kondisi ini dipicu masih banyaknya anak yang belum mendapatkan imunisasi akibat adanya penolakan imunisasi.
Pemerintah pusat telah melakukan respons cepat dengan melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) yang menyasar 73.969 anak di wilayah daratan dan kepulauan agar penularan dapat segera dikendalikan.
Dia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan beberapa langkah strategis untuk mencegah hal serupa, yakni menindaklanjuti Instruksi Gubernur NTT Nomor Bid. P2P 311/879/II/2025.
Instruksi itu mewajibkan seluruh bupati/walikota melaksanakan imunisasi rutin, imunisasi kejar di PAUD, serta menggunakan aplikasi ASIK dan SMILE untuk pencatatan dan pelaporan imunisasi maupun logistik vaksin.
Baca juga: Dinas Kesehatan NTT Akui Ada Surat Kemenkes untuk Waspada Covid-19
Langkah lainnya adalah, meningkatkan cakupan imunisasi rutin dan imunisasi kejar bagi anak-anak yang belum menerima vaksin campak-rubella (MR), baik melalui kegiatan di PAUD maupun dengan kunjungan dari rumah ke rumah.
Lalu, melaksanakan surveilans aktif di seluruh fasilitas kesehatan untuk menemukan suspek kasus campak secara cepat, melaporkannya, dan segera melakukan tindakan pencegahan penularan.
Dinas Kesehatan NTT juga mengintensifkan edukasi masyarakat mengenai tanda dan gejala campak, pentingnya imunisasi, serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Rapat koordinasi harian dan mingguan dilaksanakan bersama pemerintah kabupaten dan Puskesmas untuk memastikan seluruh anak mendapatkan imunisasi campak di posyandu," ujarnya.
Menurut dia, rapat ini juga berfungsi untuk memantau ketersediaan dan memastikan distribusi logistik vaksin campak sesuai kebutuhan di masing-masing posyandu.
Dinas Kesehatan, kata dia, mendistribusikan vitamin A guna memperkuat daya tahan tubuh anak. Dia menyebut penanganan campak tidak bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan semata.
“Penanganan potensi KLB campak tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan. Kami sangat membutuhkan dukungan masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, aparat desa dan media, agar semua anak segera mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal,” ujarnya.
Meskipun cakupan imunisasi campak di Provinsi NTT masih belum mencapai target 60,1 persen dan distribusi vaksin dari pusat masih menjadi tantangan, hingga saat ini tidak ada kabupaten/kota di NTT yang melaporkan adanya KLB campak.
Hasil surveilans aktif juga menunjukkan bahwa dari 246 target sampel suspek campak, 91 sampel telah diperiksa dan semuanya negatif campak, sementara hanya ditemukan 2 kasus rubella yang telah ditangani dengan baik.
Pemerintah Provinsi NTT mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik, serta berperan aktif dalam melindungi anak-anak dengan membawa mereka ke posyandu, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan imunisasi campak-rubella.
"Dengan kolaborasi semua pihak, penyebaran campak dapat dicegah sehingga masyarakat NTT tetap sehat, aman, dan terlindungi," katanya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/dokter-gigi-Iien.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.