Renungan Harian Katolik Minggu 23 November 2025, "Kristus Raja Kasih dan Pemimpin Besar"

Sang Raja kasih semesta, memusatkan fokus pelayanan-Nya justru kepada kaum marginal yang berada di pinggiran masyarakat itu. 

Dalam kehidupan mereka yang tiada harapan, Yesus Sang Raja menyampaikan kemungkinan kehidupan baru berdasarkan realitas kasih Allah.

Identifikasi kaum marginal dalam Kitab Suci: para pemungut cukai, orang berdosa, para janda,  anak-anak dan orang-orang kecil.

Mereka ini tidak hanya diabaikan, namun sering menjadi korban kejahatan kemanusiaan. 

Yesus dalam pelayanan-Nya sebagai Raja berwajah Hamba, tidak hanya membela, tetapi melayani dan ada bersama mereka.

Dengan demikian orang-orang termarginal ini boleh mengangkat kepala tinggi-tinggi sebagai anak Allah dan warga Kerajaan-Nya. 

Pemerintahan Allah dalam Kristus mencakup segalanya yaitu menghapus semua bentuk diskriminasi, meruntuhkan dinding-dinding kebencian dan keterasingan.

Oleh rahmat Allah sendiri, orang-orang miskin terabaikan dan dibenci dipulihkan kemunusiaan mereka yang penuh di hadapan Allah dan banyak orang.

Mengasihi Allah dan benci saudara adalah pendusta (1Yoh 4:20).

Daud diurapi menjadi raja atas Israel oleh tua-tua bangsa itu.

Karena ditunjang oleh iman yang kokoh akan Allah, Daud sukses dalam segala gerakkan orang Israel pada masa pemerintahan raja Saul. 

Daud adalah tokoh tangguh dalam iman yang kemudian menjadi andil datangnya Mesias Sang Raja Damai Yesus Kristus. 

Pemazmur bermadah, "Kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan, untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Iarael, sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi mikik kekuarga Raja Daud." Mzm 122:4-5).

Dalam pemerintahan Kristus sebagai Raja, Allah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya.

Oleh kekuatan kuasa pemerintahan Kristus, "Ia melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih." (Kol 1:13).