Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 3 November 2025, "Mendapat Balasannya pada Hari Kebangkitan"

Tema "Mendapat balasannya pada hari kebangkitan" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat hidup dalam kasih karunia Allah

Editor: Eflin Rote
Foto Pribadi
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
Hari Senin Pekan Biasa XXXI
Senin,  3 November  2025. 
Bacaan I:  Rom. 11: 29-36
Injil:  Luk. 14: 12-14

“Mendapat balasannya pada hari kebangkitan”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Permenungan dari bacaan hari ini, kita dihadapkan pada dua pesan penting yang saling melengkapi: kasih karunia Allah yang tidak dapat ditarik kembali dan panggilan untuk mengasihi tanpa mengharapkan balasan.

Tema "Mendapat balasannya pada hari kebangkitan" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat hidup dalam kasih karunia Allah dan bagaimana kita dapat mengarahkan tindakan kita kepada kemuliaan-Nya dan kesejahteraan sesama, dengan harapan akan upah yang kekal.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dari bacaan pertama (Roma 11:29-36), Paulus merenungkan tentang kasih karunia Allah kepada Israel. Ia menyatakan bahwa Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Meskipun Israel telah menjadi tidak taat, Allah tetap setia pada janji-Nya.

Paulus juga menjelaskan bahwa Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka semua. Paulus menyimpulkan dengan pujian kepada Allah, "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!

Sungguh tak terselami keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselidiki jalan-jalan-Nya! ... Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya! Amin." Ini menunjukkan bahwa kasih karunia Allah adalah kekal dan tidak bergantung pada kelayakan kita, dan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah untuk kemuliaan-Nya.

Dalam Injil Lukas 14:12-14, Yesus memberikan ajaran tentang bagaimana kita seharusnya mengundang orang ke pesta kita. Ia berkata, "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetangga yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau dan dengan demikian engkau mendapat balasanmu.

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu.

Sebab engkau akan mendapat balasan pada hari kebangkitan orang-orang benar." Yesus menekankan bahwa kita tidak boleh mengharapkan balasan dari orang-orang yang kita undang ke pesta kita. Sebaliknya, kita harus mengundang orang-orang yang tidak mampu membalas kebaikan kita, karena upah kita akan besar di surga. Ini menunjukkan bahwa kasih sejati adalah kasih yang tanpa syarat dan bahwa kita harus melayani dengan motivasi yang benar, yaitu untuk memuliakan Allah dan mengasihi sesama.

Point refleksi kita adalah Kasih Karunia: Apakah kita menghargai kasih karunia Allah yang telah menyelamatkan kita? Apakah kita hidup dalam syukur atas anugerah yang telah kita terima?

Kemurahan Hati: Apakah kita murah hati kepada orang-orang yang membutuhkan, bahkan mereka yang tidak mampu membalas kebaikan kita? Apakah kita mengasihi tanpa syarat, seperti Allah telah mengasihi kita? Motivasi: Apakah kita melakukan perbuatan baik dengan motivasi yang benar, yaitu untuk memuliakan Allah dan melayani sesama, ataukah kita mengharapkan pujian atau keuntungan pribadi?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved