Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 2 November 2025, "Cinta Tak Pernah Mati"
Hari ini Gereja mengundang kita untuk mengingat dan mendoakan semua saudara-saudari
RENUNGAN HARI MINGGU
2 November 2025
Hari Raya Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (U/T)
Bacaan Liturgi:
• Bacaan I: 2 Makabe 12:43–45
• Mazmur: Mzm. 143:1–2.5–6.7ab.8ab.10
• Bacaan II: 1 Korintus 15:20–24a.25–28
• Injil: Yohanes 6:37–40
P. Adrianus Yohanes Mai, SVD
Cinta Tidak Pernah Mati
“Sebab jika ia tidak mengharapkan bahwa mereka yang gugur itu akan bangkit, niscaya mendoakan orang-orang mati itu merupakan perbuatan yang sia-sia.” (2 Makabe 12:44)
Hari ini Gereja mengundang kita untuk mengingat dan mendoakan semua saudara-saudari kita yang telah meninggal.
Kita menyebut mereka satu per satu dalam hati. Kita merasakan rindu yang tidak pernah selesai.
Dari sinilah kita memahami satu kebenaran sederhana namun mendalam: cinta tidak pernah mati.
Kematian mampu memisahkan tubuh, tetapi tidak dapat memisahkan relasi.
Bacaan pertama dari 2 Makabe menegaskan bahwa mendoakan arwah adalah perbuatan iman dan cinta.
Yudas Makabe mengumpulkan persembahan untuk para prajurit yang gugur, karena ia percaya bahwa hidup tidak berakhir di kubur.
Mendoakan arwah berarti percaya pada kebangkitan.
Dalam Injil, Yesus berkata:
“Semua orang yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, tidak akan Kubuang" (Yoh 6:37).
Janji ini memberi kita penghiburan yang paling dalam: yang kita kasihi tidak hilang, mereka berada dalam tangan Tuhan.
Dan karena Tuhan tetap setia, maka cinta kita pun tetap setia.
Kita berduka, tetapi bukan seperti orang yang tidak punya harapan. Kita menangis, tetapi tidak dalam kegelapan.
Air mata kita hari ini adalah air mata cinta, bukan keputusasaan.
Tiga Pokok Permenungan
Pertama, Cinta melampaui kematian.
Jika cinta itu berasal dari Allah, maka ia memiliki sifat Allah sendiri: kekal.
Maka meski orang yang kita kasihi telah tiada, cinta itu tetap tinggal dalam hati kita, dalam kenangan, dalam doa.
Cinta itu tidak padam—ia hanya berubah cara hadirnya.
Kedua, Doa bagi arwah adalah wujud paling nyata dari cinta yang bertahan.
Doa adalah jembatan antara dunia yang kelihatan dan yang tak kelihatan.
Ketika kita mendoakan arwah, kita sedang merangkul mereka dengan hati, mempercayakan mereka kepada belas kasih Tuhan.
Kita mengatakan:
“Aku tidak lupa. Aku tetap mencintaimu. Aku percaya engkau dalam dekapan Allah.”
Ketiga, Pengharapan akan kebangkitan memberi kita kedamaian.
Santo Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah yang pertama bangkit, dan kita akan ikut dalam kebangkitan itu.
Artinya, perpisahan bukan kata terakhir.
Kematian bukan akhir, tetapi gerbang menuju pertemuan kembali dalam terang Allah.
Penutup
Hari ini kita tidak hanya mengenang mereka yang telah pergi.
Kita menegaskan iman kita sendiri: bahwa hidup memiliki tujuan, bahwa kasih memiliki kedalaman, dan bahwa Allah adalah akhir yang menenangkan segala kerinduan.
Kiranya semua jiwa orang beriman yang telah meninggal
oleh kerahiman Tuhan
beristirahat dalam damai. Amin.
Cinta tidak pernah mati — karena Tuhan, sumber segala cinta, adalah kekal. (*)
| Renungan Harian Katolik Minggu 2 November 2025, "Hidup Memiliki Tujuan Ilahi" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Minggu 2 November 2025, "Semoga Arwah Orang Beriman Masuk Surga" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Minggu 2 November 2025, "Supaya Kubangkitkan pada Akhir Zaman" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Sabtu 1 November 2025, "Bahagia Dalam Paradoks" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Sabtu 1 November 2025, "Mengejar Hidup Kudus" |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Pater-Adrianus-Yohanes-Mai-SVD-1234.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.