Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Senin 27 Oktober 2025, Tuhan Memberkati Keluarga

Ketiga, pengalaman yang buruk di dalam keluarga seringkali berulang di dalam keluarga masa depan kita.

|
Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO - TANGKAPAN LAYAR
RENUNGAN KRISTEN - Cover Renungan Harian Kristen edisi Oktober 2025. Renungan Harian Kristen Senin 27 Oktober 2025, dengan judul Tuhan Memberkati Keluarga. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen Senin 27 Oktober 2025, dengan judul Tuhan Memberkati Keluarga.

Renungan Harian Kristen ini merujuk pada Kitab Amsal 3:27-35.

Artikel ini dilansir dari buku Renungan Harian Suluh Injil, ditulis oleh anggota Komunitas Suluh Injil.

Renungan berdasarkan Alkitab dan ajaran iman Kristen, yang bersumber dari Alkitab - LAI Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt. Yudith A. Nunuhitu Follabessy, M.Si, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Oktober 2025.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Minggu 26 Oktober 2025, Keluarga Yang Hidup Dalam Kebaikan

Renungan Harian Bulan Oktober 2025 ini mengusung tema Keluarga Allah Menghidupi Keadilan, Kasih dan Saling Merangkul.

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen:

TIDAK ADA SUKACITA SEPERTI SUKACITA DALAM KELUARGA. Tetapi
juga, tidak ada penderitaan seperti penderitaan di dalam keluarga.

Hal ini kita pahami sebagai bagian dari desain Allah bahwa relasi dalam keluarga
bersifat dinamis, naik dan turun, pahit dan manis, selalu diwarnai suka dan
duka.

Allah menciptakan keluarga untuk menjadi pondasi kekuatan bagi setiap generasi mengalami pengasuhan dan pertumbuhan.

Tetapi kita menyadari bahwa keluarga tidak sempurna. Ada keluarga yang benar-benar buruk dan menyakitkan secara mental dan emosional akibat perceraian, ketidaksetiaan,
konflik, hingga kekerasan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Sabtu 25 Oktober 2025, Hamba Yang Setia

Bagaimana keluarga memahami pemulihan dan penebusan Allah dalam kondisi ini?

Pertama, semakin kita merasa kecewa dengan keluarga kita, maka semakin
kita menjadi keras hati untuk mengharapkan masa depan yang lebih baik.

Nabi Yesaya memanggil kita untuk mengoreksi kesalahan kita sebagai manusia
daripada menerima berkat Allah.

Nabi Yesaya mengajar kita untuk menyerukan fakta dan meminta tolong. Tuhan menghendaki agar setiap kita jangan lagi mengenakan kuk kepada sesama, tidak lagi  menunjuk-nunjuk sesama dengan jari, memfitnah. Sebaliknya yang Tuhan kehendaki ialah memberikan makanan kepada sesama yang lapar, memenuhi kebutuhan orang tertindas.

Tuhan akan menerbitkan terang bagi kita dan keluarga yang sadari akan hal ini.

Kedua, kita tidak bisa hanya berharap Allah bertindak memberkati kita, tetapi kita sendiri pun harus menyadari bagian kita, sebagaimana digambarkan di ayat 9-10.

Berkat Tuhan sudah tersedia tetapi terhalang oleh kita sendiri. Dengan melaksanakan bagian kita yang sesuai kehendak Allah, maka kita sudah
menggeser penghalang untuk menerima berkat Tuhan.

Ketiga, pengalaman yang buruk di dalam keluarga seringkali berulang di
dalam keluarga masa depan kita.

Pengalaman buruk dalam keluarga di masa lalu, hendaknya menjadi alasan bagi kita untuk memastikan keluarga masa depan kita lebih baik dan mendapat kesempatan menikmati berkat Tuhan, dengan cara melakukan apa yang menjadi bagian kita dalam mewujudkan cinta kasih dalam keluarga yang saling menghargai, sabar, mengampuni, melindungi.
Nabi Yesaya menyebutnya sebagai membangun dari reruntuhan masa lalu dan
semua anggota keluarga dapat menghuni kembali rumah bersama. Amin!

Berkat Tuhan tersedia, Kitalah yang sering menghalanginya. (*)

Komunitas Suluh Injil
Sekretariat : Jl.  Seruni No. 8 Naikoten, Kota Kupang
Telp : +62 8113828074, +62 85239108328.
Email : bethseba0906@gmail.com.

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved