Wawancara Eksklusif
Penumpang Gelap saat Demo Ricuh, PB HMI: Kayak 'Kentut', Baunya Ada Tapi Tak Tahu Bentuknya
PB HMI menyoroti soal demo berujung ricuh yang terjadi di beberapa wilayah pada penghujung bulan Agustus 2025.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam ( PB HMI ) menyoroti soal demo berujung ricuh yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia pada penghujung bulan Agustus 2025.
Ketua Umum PB HMI, Bagas Kurniawan mengatakan gelombang demonstrasi berujung ricuh yang terjadi memang merupakan bentuk penyampaian aspirasi, kritik dan koreksi atas ketidakseriusan negara dalam membangun institusi.
Namun, dia tak membenarkan jika upaya penyampaian pendapat di muka umum disisipi dengan adanya bentuk kekerasan hingga penjarahan seperti yang terjadi belakangan ini.
Hal ini dikatakan Bagas saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Kantor Redaksi Tribunnews.com, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
"Karena kita sebagai civil society masih peduli kepada bangsanya. Tapi aspirasi juga harus dilakukan dengan baik. Seperti yang tadi Abang sampaikan, penjarahan, vandalisme, pembakaran dan lain sebagainya itu bukan dari penyampaian aspirasi yang baik," ucapnya.
Dia pun turut menyoroti soal isu aksi yang terjadi belakangan ini yang disebut ditunggangi pihak tertentu atau adanya penumpang gelap sehingga membuat kondisi tak terkendali.
"Iya (ada penumpang gelap), jadi kan hal-hal yang gelap, biasanya kan kayak kentut. Jadi itu ada baunya tapi kita nggak tahu bentuknya apa. Apalagi kita masyarakat sipil. Agak sulit kemudian melihat. Tapi dengan kemudian statement Pak Presiden yang mengatakan bahwa memang ada dalang dan lain sebagainya.
Berikut kutipan wawancara Bagas Kurniawan soal kondisi demo berujung ricuh:
Melihat demo yang terjadi pada penghujung Agustus lalu seperti apa?
Jadi yang pertama saya ingin menyampaikan bahwa aspirasi, kritik, koreksi itu bagian dari energi dan rasa cinta warga negara, mau anak muda maupun masyarakat kepada bangsanya. Karena kita sebagai civil society masih peduli kepada bangsanya. Tapi aspirasi juga harus dilakukan dengan baik.
Seperti yang tadi disampaikan, penjarahan, vandalisme, pembakaran dan lain sebagainya itu bukan dari penyampaian aspirasi yang baik.
Saya melihatnya memang pasca reformasi, kita itu seperti kurang serius untuk membangun dan berkomitmen untuk membangun institusi kita. Dalam satu negara demokrasi, satu-satunya fondasi yang bisa membuat negara itu maju dan selamat, itu hanya institusi yang inklusif kira-kira kan gitu, Institusi yang inklusif, institusi yang maju, institusi yang mendengarkan publik, institusi yang mendistribusikan hak-hak kepada rakyat dan masyarakatnya gitu. Nah, jadi ketidak seriusan itu, ini seperti bom yang kapan saja bisa meletus.
Anda percaya ada penumpang gelap hingga kepentingan politik dalam kegiatan demo berujung ricuh?
Iya, jadi kan hal-hal yang gelap. Biasanya kan kayak kentut. Jadi itu ada baunya tapi kita nggak tahu bentuknya apa. Apalagi kita masyarakat sipil. Agak sulit kemudian melihat. Tapi dengan kemudian statement Pak Presiden yang mengatakan bahwa memang ada dalang dan lain sebagainya.
Barangkali ada penunggang dalam aksi demonstrasi ini. Nah kalau siapanya, ya kita nggak tahu.
Hidayat Nur Wahid Berharap Kementerian Haji dan Umrah Hilangkan Lingkaran Setan Korupsi |
![]() |
---|
Nafa Urbach, Eko Patrio, Sahroni Dinonaktifkanan Sekadar Obat Penurun Panas |
![]() |
---|
Mantan Intel BIN Ungkap Aktor Utama Demo: Massa dan Aparat yang Kendalikan Satu Orang |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Ketua Komnas Haji: Menteri Haji dan Umrah Harus Tahan Banting |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Wamen Viva Yoga: 2.000 Tim Ekspedisi Patriot Riset Transmigrasi di 154 Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.