UKAW Kupang

Rektor UKAW: Saya Tegas Menentang Warga yang Putar Musik Tanpa Ingat Kenyamanan Orang Lain

Pernyataan ini sempat membuat sebagian pendengar mengernyit. Tapi rektor cepat melanjutkan kalimatnya dengan penegasan yang menohok.

|
Editor: Dion DB Putra
FOTO KIRIMAN PDT MESAKH DETHAN
Prof. Dr. Ir. Godlief F. Neonufa, MT 

Dalam bagian lain pernyataannya, Rektor UKAW mengingatkan bahwa musik keras di atas jam sepuluh malam berpotensi memicu konflik sosial.

Bukan hanya karena kebisingannya, tetapi juga karena mengabaikan hak warga lain untuk hidup tenang.

“Kita hidup dalam masyarakat yang beragam. Ketika satu pihak memaksakan kebiasaannya tanpa menghargai yang lain, di situlah benih konflik tumbuh,” jelas Rektor.

Ia menegaskan, penghormatan terhadap Surat Edaran Walikota Kupang bukan semata soal kepatuhan administratif, melainkan bentuk nyata etika sosial dan iman yang dewasa.

“Menghormati waktu istirahat orang lain adalah wujud kasih. Dan kasih itu adalah inti dari iman yang hidup,” tegasnya.

UKAW Dukung Ketertiban dan Kualitas Hidup Warga Kota

Sebagai pemimpin perguruan tinggi Kristen, Rektor UKAW menyerukan kepada seluruh sivitas akademika untuk menjadi teladan dalam menaati aturan tersebut.

“Saya tegaskan untuk kita semua di UKAW — mahasiswa, dosen, dan pegawai — agar mematuhi edaran Walikota Kupang ini. Karena dengan menaatinya, kita menjaga kenyamanan bersama dan menunjukkan bahwa kita bagian dari masyarakat yang beradab.”

Rektor menegaskan bahwa dukungan terhadap Surat Edaran Walikota Kupang adalah bentuk kepedulian terhadap kualitas hidup dan kesehatan mental warga kota.

“Kota yang sehat dimulai dari tidur yang tenang. Dan tidur yang tenang hanya mungkin terjadi bila kita saling menghormati,” tandasnya. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved