Kota Kupang Terkini
Kepala Sekolah di Kupang Soroti Isu Prostitusi Online
Sekolah juga rutin mengadakan kegiatan kerohanian seperti doa bersama mingguan, sebagai upaya membentengi siswa secara spiritual.
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Maraknya kasus prostitusi online yang melibatkan pelajar di Kota Kupang menuai keprihatinan dari berbagai pihak, terutama kalangan pendidik.
Dua kepala sekolah dari jenjang berbeda angkat bicara dan menegaskan perlunya kerja sama lintas sektor dalam mengatasi fenomena sosial yang semakin mengancam generasi muda ini.
Kepala SMA Katolik Giovanni Kupang, Romo Dr. Stefanus Mau, mengatakan pihak sekolah sangat serius dalam membentuk karakter siswa sebagai benteng terhadap pengaruh negatif pergaulan bebas dan prostitusi online.
"Selain penguatan akademik, kami juga menaruh perhatian besar terhadap pembinaan karakter siswa. Edukasi, penyuluhan, serta komunikasi intensif dengan orang tua terus kami lakukan secara rutin," ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Romo Stevanus juga mengungkapkan sekolahnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mencegah pelanggaran.
Baca juga: Wakil Wali Kota Kupang Minta Bunda PAUD Dorong Penguatan Pendidikan Anak Usia Dini
"Sampai saat ini belum ditemukan adanya pelanggaran serius seperti membawa pakaian ganti yang mencurigakan. Namun, pengawasan terus kami tingkatkan," ujarnya.
Sekolah juga rutin mengadakan kegiatan kerohanian seperti doa bersama mingguan, sebagai upaya membentengi siswa secara spiritual.
Terkait pencegahan prostitusi online, ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah.
“Pemerintah harus bekerja sama dengan sekolah untuk menciptakan program-program edukatif dan preventif. Pengawasan terhadap tempat-tempat penginapan dan hiburan juga perlu diperketat,” ungkap Romo Stevanus.
Ia berharap, sinergi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi pelajar di Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, Kepala SMPN 6 Kota Kupang, Ariyandi Benygerius Mauko mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap keterlibatan remaja dalam prostitusi online.
Menurutnya, fenomena ini menjadi ancaman serius bagi cita-cita menciptakan generasi emas Indonesia.
"Ini fenomena yang sangat menyedihkan. Dunia pendidikan sedang berjuang membentuk generasi unggul, tapi kita justru dihadapkan dengan tantangan sosial yang berat," ujar Ariyandi.
Menurutnya gaya hidup hedonis yang tidak sejalan dengan kondisi ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor pendorong.
"Ada siswa dari keluarga sederhana, tapi memiliki HP mahal—ini jadi indikator yang mencurigakan. Tapi sekolah tidak bisa sembarang menjustifikasi, karena ini persoalan yang sangat sensitif," ungkap Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Kota Kupang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.