Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 9 November 2025: Bait Allah Sejati yang Hidup

Runtuhnya Bait Allah menjadi tanda kehancuran rohani dan moral bangsa Israel sendiri. Mereka diasingkan ke Babel selama hampir 70 tahun. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI POS-KUPANG.COM
Leo Mali 

Ia menggulingkan meja-meja mereka sambil berseru: “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan!”

Sebagai seorang Yahudi yang taat, Yesus tersentuh oleh penyimpangan ini. Bait Allah yang seharusnya menjadi lambang persekutuan dengan Allah justru menjadi simbol kerakusan manusia.

Tindakan Yesus bukan sekadar reaksi emosional, tetapi pengajaran profetis. Ia membongkar kepalsuan iman yang terjebak dalam rutinitas dan kepentingan ekonomi. 

Ia menyingkapkan bahwa inti Bait Allah bukan terletak pada bangunannya, tetapi pada hubungan sejati antara manusia dan Allah. 

Dalam tradisi Israel, setiap orang datang ke Bait Allah untuk memperbarui perjanjian kasihnya dengan Allah, untuk mengingat kembali panggilan “Shema Israel: 

Dengarlah, hai Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa!” (Ulangan 6:4–5). 

Tetapi pada zaman Yesus, perjumpaan ini kehilangan maknanya. Orang sibuk dengan ritual dan keuntungan; Allah sendiri tidak lagi dicari. 

Yesus lalu berbicara secara simbolis: “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” (Yohanes 2:19). 

Orang-orang tidak mengerti bahwa Ia berbicara tentang tubuh-Nya sendiri—Bait Allah yang sejati, tempat di mana Allah berdiam di tengah manusia. 

Dalam diri Yesus, Allah tidak lagi hadir dalam bangunan batu, tetapi dalam daging manusia (lih. Yohanes 1:14). 

Dari lambung-Nya yang tertikam mengalir air dan darah—tanda kehidupan baru yang menguduskan dan menghidupkan (lih. Yohanes 19:34).

Tindakan dan kata-kata Yesus mengubah seluruh pandangan iman: Bait Allah bukan lagi sekadar bangunan di Yerusalem, tetapi setiap orang yang hidup dalam Roh Allah. 

Santo Paulus mengingatkan: “Kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah... dan Bait Allah adalah kamu sendiri, karena Roh Allah diam di dalam kamu”(1Korintus 3:9b.16–17). 

Maka, setiap orang beriman dipanggil menjadi tempat kehadiran Allah di dunia, menjadi mata air yang menghidupkan sebagaimana sungai
yang keluar dari Bait Allah dalam nubuat Yehezkiel (47:1–12). 

Perayaan pesta Pemberkatan Basilika St. Yohanes Lateran pada tanggal 9 November setiap tahun menggemakan kebenaran ini. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved