Opini
Opini: Merawat Solidaritas Fiskal di Republik yang Tumbuh dari Daerah
Desentralisasi dibangun atas kepercayaan — bahwa kekuasaan publik harus dekat dengan rakyat agar negara bisa belajar.
Ia kehilangan kemampuan mendengar denyut kecil dari daerah yang selama ini menjaga kestabilan republik dengan caranya sendiri.
Keadilan Fiskal sebagai Ekosistem Bukan Formula
Keadilan fiskal sering dibahas seolah persoalan angka dan proporsi. Padahal, ia adalah ekosistem kepercayaan.
Ia tumbuh dari transparansi, partisipasi, dan kesediaan berbagi antarwilayah.
Dalam ekosistem yang sehat, transfer fiskal bukan sekadar distribusi dana, tetapi mekanisme solidaritas nasional yang mengikat pusat dan daerah dalam satu kontrak moral yang saling memperkuat.
Daerah yang kaya sumber daya perlu merasa bahwa berbagi hasil bukan bentuk hukuman, melainkan ekspresi tanggung jawab sosial.
Sebaliknya, daerah yang masih bergantung pada transfer pusat perlu menyadari bahwa kemandirian fiskal bukan berarti pemutusan relasi, tetapi bentuk kesetaraan yang bertanggung jawab.
Seperti ditegaskan Yilmaz dan Venugopal (2008), keberhasilan hubungan keuangan antarpemerintah bergantung pada the politics of intergovernmental trust — politik kepercayaan antarpemerintah.
Tanpa kepercayaan itu, kebijakan transfer hanyalah pertukaran administratif tanpa makna kebangsaan.
Maka keadilan fiskal harus dipahami sebagai ruang membangun solidaritas, bukan sekadar instrumen menutup defisit antarwilayah.
Desentralisasi yang Belajar, Bukan Meniru
Tantangan kita hari ini bukan menambah atau mengurangi desentralisasi, tetapi menjadikannya cerdas dan adaptif.
Desentralisasi yang belajar adalah desentralisasi yang mampu mengolah pengalaman lokal menjadi sumber inovasi nasional.
Artinya, daerah harus menjadi tempat belajar bagi negara — bukan sekadar penerima perintah.
Bayangkan jika inovasi fiskal lokal seperti obligasi daerah, digital budgeting, atau pembiayaan kolaboratif antarwilayah diangkat menjadi inspirasi kebijakan nasional. Negara akan belajar dari pinggiran, bukan sebaliknya.
Opini: Muliakan Air, Strategi Tangguh NTT Menyambut Hujan Awal Musim |
![]() |
---|
Opini: Aset Rakyat Masuk Pegadaian, Tanda Dapur Ekonomi Sedang Terbakar Senyap |
![]() |
---|
Opini: Peningkatan Kualitas Pendidikan di NTT Sebagai Kunci Kemajuan |
![]() |
---|
Lil Au Nol Dael Banan : Filsafat Pendidikan dari Kota Kasih |
![]() |
---|
Opini: Ijazah, Kejujuran dan Kebenaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.