Sebagai bentuk dukungan atas kegiatan ini, Prof. Maxs membuka kegiatan ini sebagai bagian dari komitmen universitas dalam bekerjasama dan berkolaborasi untuk NTT yang lebih baik.
"Saya kira ini harus terus diekspansi karena mahasiswa ini kan selalu berubah ada mahasiswa masuk, ada yang lulus, nanti masuk yang baru lagi, kan orang baru lagi jadi kedepan mungkin saya minta BI buat semacam champion-champion yang kemudian mereka akan tersebar katakanlah di fakultas bahkan di prodi-prodi sehingga mereka bisa menularkan pengetahuan keterampilan pengalaman itu kepada teman-teman. Ini kan jauh lebih efektif untuk menjangkau yang tidak terjangkau," kata Prof. Maxs.
Dalam kegiatan ini dia berharap para mahasiswa bisa mempelajari bagaimana mengelola keuangan secara digital terutama bagi mereka yang menjalankan usaha untuk lebih memudahkan dibandingkan dengan cara-cara konvensional.
"Menurut saya kesulitan keuangan dari mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Peluang-peluang wirausaha yang bisa dilakukan dengan beragam bentuk itu bisa dilakukan dan terbantukan oleh sistem digitalisasi keuangan seperti ini. Ini yang saya lihat sangat penting dari segi usaha dan mengatasi persoalan-persoalan mahasiswa, uang kuliahnya tidak bisa terbayarkan, dan sebagainya.
Lalu kemudian kesadaran untuk tidak terlibat dalam pinjol maupun
Pinjol sih oke lah kalau itu memang berasal dari institusi yang kredibel tapi judol itu kan tidak boleh jadi saya kira ini kesempatan yang sangat baik untuk mereka menerima informasi yang tepat tentang bagaimana digitalisasi keuangan," tandasnya. (uzu)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS